Inilah Caraku Cegah Kejahatan Soceng, lewat Pengelolaan Kartu Kredit Bijak

Inilah Caraku Cegah Kejahatan Soceng, lewat Pengelolaan Kartu Kredit Bijak

Ajakan mengambil dana tabungan para nasabah Bank BRI merebak belakangan ini. Ajakan itu bergema lewat potongan-potongan video yang massif di Medsos. Ah, rasanya misi cegah kejahatan Soceng makin berat saja nih.

Medio April 2024 lalu, misalnya, jagad TikTok Geger oleh akun @rakyatdotnews soal raibnya uang nasabah di Makassar sebesar Rp 400 juta.

Eh faktanya, uang itu ternyata diambil sendiri oleh nasabahnya, setelah dirinya buntung menginvestasikan dananya kepada  investasi bodong.

Lalu, ada juga video pendek dari akun IG @kritik_p3d45, pada Jumat (3/5), juga menarasikan aktivitas menabung di Bank juga tidaklah aman.

Setelah ditelusuri, kehilangan dana nasabah dalam video itu, merupakan kejadian lama pada 12 Juni 2023.

Dan ternyata –lagi– nasabahnya sendiri merupakan korban kejahatan penipuan online, atau Social Engineering yang dikenal Soceng.

Dari dua fakta kasus itu tadi.  Hal penting yang harus kita garis-bawahi adalah, jika hadirnya kasus kehilangan dana di tabungan nasabah Bank, ternyata berasal dari kelalaian nasabahnya sendiri, dalam menjaga data privasinya, bukan?

Oleh sebab itu, para nasabah Bank BRI –khususnya—harus berani #BilangAjaGak kepada siapapun yang meminta data privasi Perbankannya, lewat modus-modus Social Engineering, atau Soceng, yang semakin canggih saja.

Dan ternyata aku pun juga pernah merasakan modus Soceng itu.

Yuk ikuti pengalamanku, bagaimana caraku cegah kejahatan Soceng, biar bisa berani #BilangAjaGak kepada modus-modus Soceng tadi. Mari!

Berinvestasi di Bank memberikan makna, jika kita mampu menghindari ancaman Soceng

Meski suku bunga tabungan Perbankan hampir 0% ,mengapa ya masyarakat kita dominan masih banyak yang hanya mengendapkan dananya pada instrumen tabungan di Bank saja?

Memang sih itu sebuah pilihan.

Padahal banyak sekali instrumen investasi yang bisa kita ambil, dengan resiko yang rendah, guna meneguk keuntungan lebih baik di Perbankan.

Salah satunya adalah  instrumen Investasi Deposito.

Karena sadar ataupun tidak, menurutku mengendapkan dana, dalam jumlah besar di tabungan, malah gampang membuat celah kejahatan Soceng itu makin lebar?

Selain, ya hanya mendapatkan imbal bagi hasil tabungan yang juga kecil.

Coba bayangkan saja, dengan jumlah dana besar kita  tadi bisa berpotensi menjadi bidikan kejahatan Soceng dari seseorang.

Nah jika dana di tabungan kita seketika raib, karena bocornya data privasi atas kelalaian kita sendiri. Hal itu akan menjadikan penyesalan yang tak terlupakan, bukan?

Bandingkan, jika separuh atau lebih dana yang kita endapkan di Bank itu, kita sisihkan ke investasi berjangka, seperti Deposito, yang bisa menjadikan resiko kecil.

Karena investasi seperti Deposito tadi, bak “pengunci” dana kita di Bank, di dalam rentang waktu tenor berdeposito.

Jika-pun apes –lagi– karena kita lalai menjaga data penting tadi, ya maksimalnya, hanya sebagian kecil dana tabungan kita saja yang lenyap. Sedangkan dana investasi yang sudah terkunci dalam masa tenor Deposito tadi, masih bisa saja selamat.

Nah, Kejahatan modus Social Engineering atau Soceng itu, menurut Carnegie Mellon University, adalah kejahatan yang menggunakan upaya manipulasi, mempengaruhi, dan menipu korbannya untuk mendapat kendali atas sistem komputer.

Jadi, si pelaku kejahatan pasti sengaja mau membidik informasi keuangan dan pribadi dengan memanipulasi Psikologis calon korbannya.

Modus paling umum terjadi adalah, membuat korbannya panik dulu, oleh berbagai ancaman.

Ancaman tadi misalnya menginformasikan adanya biaya tambahan ATM-lah dan/atau rekening kita katanya sedang diblokir-lah  atau juga kita tidak bisa melakukan transaksi apapun.

Dan ujungnya, si pelaku, meminta data penting diri, seperti PIN ATM, untuk menjamin semua kendala tadi akan beres. Dan tak jarang dari kita terjebak oleh modus itu!

Nah, Berani gak #BilangAjaGak sekarang?

Bagaimana Kredit, menjadi sebuah gaya hidup positifku, menangkal serangan Soceng itu!

Aku teringat sebuah Pameo lama, yang pernah berujar, menjadi orang kaya mah bebassss, bisa apa saja?

Hikss, namun, dalam konteks di atas, parameter jumlah nilai dari tabungan, untuk menjadi orang kaya pun pasti bisa relatif, bukan?

Ada yang menganggap memiliki tabungan Rp 100 juta, saja sudah kaya! Padahal masih ada langit di atas langit lho!

Dan banyak fakta jua yang mengungkap, jika orang kaya juga gemar berhutang? Dengan catatan berhutangnya hanya untuk hal yang produktif saja, bukan? Meski, masih banyak juga, yang tidak berhutang sih. Namun aku yakin mereka pasti aktif juga investasi apa saja.

Ini bisa saja menjadikan sebuah filosofi awam, untuk kita juga harus bisa memetik untung dari nilai dana tabungan kita, ketimbang menjadi buntung atas Soceng ataupun investasi bodong.

Aku yang sedang berbelanja menggunakan QRIS I Dokpri
Aku yang sedang berbelanja menggunakan QRIS I Dokpri

Oleh karena itu, diriku beruntung sekali, memiliki dana tabungan di Bank, dengan porsi terukur telah diinvestasikan via Deposito saja, dengan varian masa tenor yang beragam.

Tujuannya, tentu dengan ragam masa tenornya tadi, aku bisa memiliki pilihan waktu untuk mengambilnya ketika tanggal pencairan..

Dan ternyata, dengan konsistensi berinvestasi itu, aku malah dipercaya Bank untuk menggenggam kartu kredit dengan plafon yang lumayan.

Disinilah nikmat menjadi orang kaya itu bisa kita rasakan jua? Kita bisa beli apa saja, padahal itu adalah hutang, hikss..

Eit tapi jangan dulu lekas dicoba dirumah ya, sebelum kamu paham bagaimana untung rugi menggenggam kartu kredit, dengan  membaca tautan artikel tadi sampai tuntas.

Nah, jujur,  berhutang via kartu kredit sudah menjadi gaya hidupku, dengan catatan jika nilai belanjanya terukur. Dan aku yakinkan jua untuk mampu membayarkannya tiap bulan, agar terhindar dari bunga Kartu Kredit yang berpotensi melangit.

Seperti kartu debet, kartu kredit juga fleksibel dibelanjakan ini dan itu. Rasanya, mengelola kartu kredit, bak program  pascabayar saja. Pakai dulu barangnya, selesai pakai baru bayar bulan depan.

Ternyata, Soceng mengintai nasabah pemegang kartu kredit juga

Dalam praktek penggunaan kartu kredit itu ternyata juga memiliki kenikmatan yang sama kala berbelanja harian, meskipun statusnya hutang sih. Tapi pasti gak sama dengan Pinjaman Online atau Pinjol ya..Hikss.. Nah apa saja kenikmatan itu?

1. Belanja Kredit langsung via Merchant Bank

Kartu kredit ya berbentuk kartu juga, yang digesek/dimasukan ke dalam semacam mesin CDM (Cash Deposit Machine), bak kartu debit juga.

Setelah merchant memberi nominal harga kepada kita, sesuai transaksinya, kita bisa lekas pencet PIN rahasia Kartu kredit di mesin itu juga.

Nah, tunggu sesaat, jika selesai., tagihan siap dibayar pada Billing Cycle selanjutnya. Belanjaan langsung bisa dibawa pulang. Aman!

2. Belanja Kredit Online via OTP

Belanja online menjadi godaan terhebat yang harus ditahan-tahan. Karena dengan memasukkan 4 keterangan yang di kartu kredit, berupa nama, nomor kartu, masa berlaku kartu dan nomor CVV yang ada di belakang kartu, OTP akan siap dikirimkan ke nomor selular kita.

Jika sudah terima nomor itu, masukan lagi nomor OTP tadi, ke form yang diminta di layar Gadget.

Jika sukses itu berarti selesailah proses pembayaran. Dan belanjaan online-pun tinggal tunggu saja di rumah.

3.   Belanja Kredit via Aplikasi Perbankan

Nah, semakin kemari, pemegang kartu kredit bisa lebih genit lagi berbelanja via aplikasi Perbankannya saja.

Dimana alokasi dana pembayarannya bisa mencentangkan pilihan dana pembayaran dari kartu kredit saja, alias kita bisa ngutang dulu.

Cara bayarnya sama seperti pemakaian aplikasi perbankan, selama ada fasilitas pembayaran QRIS ya?

Nah, setelah melakukan scan QRIS, dan mencentang alokasi dana pembayaran via kartu kredit yang sudah tersistem, dan menyatu  di aplikasi mobile, masukin aja PIN aplikasi perbankan dan selesai.

Jadi bayarnya hutang dulu ya! Jika dirasa berat tapi sanggup mencicil, kita juga bisa langsung cicilkan saja nominal itu sesuai kesanggupan, –ingat ya kesanggupan—

Varian bunga bermacam-macam, ada yang malah 0% rentang 12 bulan, tapi dengan SKB berlaku.

Nah, membaca sampai paragraf ini, kamu mungkin bisa menganggapku sales kartu kredit Bank, kan? Tenang itu bukan aku kok.. Hikss.. Ini hanya pengalaman saja.

Bagaimana Soceng membidik pemegang Kartu Kredit?

Klimaks kenikmatan berhutang via kartu kredit, pasti juga akan berhadapan dengan ancaman Soceng yang kita singgung di awal tulisan!

Jadi, jika pemegang kartu debit/nasabah bisa bancos dana tabungannya raib. Pemegang Kartu Kredit juga bisa merugi, akibat hutang pelaku Soceng lewat pengguna informasi penting Kartu Kredit kita yang bocor.

Dimana dia bisa berbelanja apa saja, dan akan masuk dalam tagihan bulanan kita.

Nah, akupun pernah mendapati dua kejadian modus Soceng di tahun 2022 lalu!

1.   Tidak ada transaksi online via kartu kredit, tapi aku mendapatkan OTP Transaksi

Tetiba SMS berbunyi menghantarkan nomor kode OTP, tanda transaksi pembayaran via kartu kredit sedang berlangsung.

SMS itu hadir setelah seorang menelponku, yang mengaku adalah orang Bank penerbit kartu kreditku.

Dia mengatakan aku mendapatkan hadiah dari Bank. Namun dia meminta konfirmasi data pribadiku saat itu. Mengkonfirmasi nama lengkap, alamat lengkap, nomor telepon dan juga nama ibu kandung.

Semua data yang dia sampaikan kan kepadaku itu benar, aku hanya mengatakan iya atau tidak saja, lewat pertanyaan yes/no Question tad. Lantas, bagaimana dia tahu ya?

Dan puncaknya, dia meminta kode OTP yang datang padaku itu, untuk memastikan aku adalah pemenang hadiah yang dimaksud. Dan aku dipersilahkan mendatangi kantor cabang Bank-ku yang terdekat.

Sampai di situ, aku baru tersadar jangan-jangan modus? Dan aku berani langsung #bilangajagak atas permintaan itu. Dan dia menutup teleponnya.

Lantas, setelah aku review, mengapa dia tahu data pribadi, bisa jadi jawabnya dari alamat pengiriman tagihan phisik kartu kredit bulanan yang dikirim ke rumah via pos.

Dan sisa jadi, informasi lainnya, bisa jadi didapat dari akumulasi dari pencarian informasi atas  diriku yang sudah lama dia bidik.

Bisa saja mereka dapatkan dari jejak transaksi maya, kala aku masuk ke internet banking, untuk berbelanja.

Memang sih modus ini pasti memerlukan memerlukan SDM pelaku yang canggih.

Ya mungkin saja Gadgetku sudah terinfeksi Malware saat itu, dan mampu menyimpan data pribadi atas belanja online kala itu. Oleh sebab, tidak ada salahnya untuk Waspadai 4 jenis ekstensi file berbahaya ini!

Huft.. hampir saja kan? Beruntung saja aku berani #BilangAjaGak untuk memberikan angka OTP itu ya?

Dan sejak saat itu tagihan kartu kredit aku pindah saja lewat e-billing, untuk menghindari perekaman data yang ada di alamat pengiriman surat ke alamat rumahku.

2.   Transaksi kartu kredit tidak menggunakan OTP sama sekali pada Merchant khusus

Nah, kasus yang kedua ini juga sangat sensitif menjadi celah  kejahatan lainnya.

Dimana yang aku tahu, berbelanja online kita pastilah mendapat OTP yang datang ke nomor seluler yang terdaftar di Bank, bukan?

Namun semakin kemari, belanja online atau pembayaran online menggunakan kartu kredit sekarang tidak mesti Merchant mengirimkan OTP itu, sebagai tanda persetujuan transaksi.

Setelah kutelusuri, pihak Bank sendiri/penerbit KK, ada yang sudah membebaskan pemilik merchant untuk mau atau tidak mengirimkan angka OTP itu pada sistem konfirmasi pembayarannya pelanggan ke nomor selular yang terdaftar oleh pemegang KK.

Jadi kita hanya mengisi form, nama lengkap, nomor kartu kredit, masa berlaku, dan angka CVV yang tertera di belakang kartu kredit.Dan seketika proses transaksi akan berhasil.Tagihan akan antri di list pembayaran nanti.

Aku lantas membayangkan, bagaimanaya jika orang lain mengantongi keempat informasi tadi, yang telanjang mata, bisa dia  intip lantas catat kala menyerahkan kartu kredit, pada pembayaran langsung di Merchant.

Wah ini bisa bahaya untuk terus may menggenggam kartu kredit ya?

Dan gegara data itu, memungkinkan dia bisa belanja merchant yang tanpa OTP tadi, akan banyak membuat utang kartu kredit semakin menumpuk.

Caraku #bilangAjaGak melawan penipuan Soceng

Nah, bagi pemula yang baru saja bangga memiliki kartu kredit, tentu kedua kasus itu tentu sangat rentan terjadi juga kan?

Dan bisa menjadi kasus penumpukan hutang akibat kelalaian menjaga data privasi kartu kredit kita.

Oleh sebab itu, aku memiliki dua langkah pula untuk mencegah penipuan Soceng, dengan memanfaatkan data-data perbankan kita tadi.

1. Menggunakan Gadget Jadul yang tidak terkoneksi internet

Nah, mendapati pengalaman yang mudah memantik penipuan Soceng pada aktivitas transaksi kartu kredit, tetu saja diriku harus memiliki cara pencegahan mandiri yang harus aku lakukan secara mandiri.

Salah satunya, aku memisahkan nomor seluler yang terdaftar di Bank, dengan menggunakan ponsel jadul yang tidak terkoneksi internet. Sehingga transaksi online yang terjadi di Gadget, langsung mengirimkan OTP yang datang di ponsel lamaku.

Hal ini sebagai jalan pencegahan kalau-kalau Gadgetku hilang dan dimanfaatkan orang lain, yang sudah mengetahui data privasi perbankan.

Dan lagi, cara ini untuk mencegah terjadinya perekaman data, yakni Phising pada Gadgetku yang otomatis bisa menangkap kode OTP untuk mensukseskan transaksi online yang ilegal.

Setelah mampu merekam semua data privasi mobile banking atau internet banking, meski keamanan transaksi di perbankan semakin hari semakin ketat saja.

2. Memanfaatkan fitur belanja via Aplikasi perbankan/ Mobile saja

Nah, untuk kasus ini, aku tidak lagi menggunakan kartu kredit secara phisik kala bertransaksi di Merchant secara langsung.

Diriku memanfaatkan saja fitur pada aplikasi Mobile Banking yang menyatukan akun kartu kredit untuk mencatatkan semua transaksi kredit.

Jadi, ya menyimpan phisik kartu kredit di rumah saja, tidak membawanya ke dalam dompetku.

Ya cara pencegahan siapa tahu dompet hilang, dan orang mudah mencatat semua informasi di kartu kreditku dan bertransaksi di merchant yang tidak memberikan OTP persetujuan itu.

BRImo, memanjakan kita berinvestasi positif, dan #memberikanmaknaIndonesia

Nah, kita pastilah mengerti, jika teori berjalannya roda ekonomi, tentu harus didukung oleh keseimbangan dua aktivitas besar debet dan kredit.

Artinya,  ada dana yang masuk dari kegiatan menabung masyarakat, dan ada juga dimbangi dengna aktivitas berhutang atau kredit masyarakat untuk hal apa saja, bukan?

Dan, hal itulah menjadi filosofi kerja-kerja pada sistem penggunaan kartu kredit bagi nasabah Bank.

Dimana privasi atas keleluasaaan berkredit ria, akan tetap didasarkan oleh kepercayaan perbankan, karena adanya investasi/tabungan yang kita miliki di Bank tadi. Dan itu bisa jadi syarat untuk menggenggam kartu kredit di sebuah Bank.

Nah, aktivitas timbal balik debet dan kredit, inilah yang akan memantik roda ekonomi berputar dan menjaga kesehatan cashflow Perbankan fit terus.

Bank Rakyat Indonesia, atau Bank BRI sudah bertransformasi total dalam melayani aktivitas debet dan kredit masyarakat dengan aman setiap hari yang difasilitasi dengan infrastruktur modern.

Dahulu, aku ingat sekali, jika ingin menabung atau menarik uang, kita harus antri panjang mengeksekusinya.

Kini, di unit cabang BRI yang menyebar di pelosok wilayah, sudah menyediakan mesin ATM setor dan tarik tunai.

Terlebih juga banyak sekali agen BriLink yang bisa kita gunakan setiap saat, selain ATM.

Sehingga pengalaman ini bisa memantik untuk lebih giat menabung.

Tidak itu saja, ragam layanan juga beralih ke layanan online yang cepat. Lewat aplikasi mobile Banking yang bisa membuat transaksi apa saja lebih mudah dan aman. Kemudahan itu ada pada aplikasi BRImo. Sudah Instal, belum?

ATM Setor tunai memanjakan nasabah Bank BRI untuk giat menabung
ATM Setor tunai memanjakan nasabah Bank BRI untuk giat menabung I Dokpri

Menggunakan BRImo, sebuah ikhtiar nasabah menjauhkan kita dari modus Soceng!

Bagi nasabah BRI, tentu akrab dengan aplikasi BriMo, sebuah aplikasi yang memanjakan jasa perbankan dengan mudahnya.

Dan dengan BRImo kita dengan mudah juga mengcopy-paste cara menghindari soceng lewat pengelolaan kredit tadi, dengan memulai investasi Deposito.

Dengan aktif berinvestasi, tentu akan mudah bagi Bank BRI memberikan kepercayaan dalam bentuk kredit apa saja, bukan haya kemudahan memberikan fasilitas kartu kredit itu.

Layanan itu bisa jadi berupa kredit KPR Perumahan Terbaik, yang menjadikan idaman semua keluarga memiliki rumah.

Nah, kenikmatgan berinvestasi dengan jalan menabung dan berhutang yang positif dan produktif itu tentu saja memerlukan dukungan kita untuk bisa #bilangGakAja pada modus-modus Soceng yang membuat kita bisa buntung kala menggunaan BRImo. Apa saja itu?

1. Menjaga Gajet kita dari serangan Malware Virus yang merugikan

Nah, hal ini menjadi perhatian kita adalah modus penipuan yang menggunakan aplikasi merugikan lewat Whatsapp.

Jadi aplikasi itu ada di dalam undangan pernikahan yang berformat APK, yang ketika kita klik menjadi media untuk menjadi bagian dari investasi bodong.

Jadi aplikasi jahat yang tidak sengaja kita sematkan di Gajet akan leluasa memberikan persetujuan mengakses SMS dan apapun di dalam Gajet kita.

Parahnya lagi, modus ini bisa merekam data penting sekelas OTP yang biasa dikirim via SMS.

2. Selektif memperhatikan iklan di Media sosial

Saat ini mudah ya buat akun media sosial? Celah ini pun bermanfaat oleh seseorang untuk membuat akun palsu yang seolah-oleh diurus oleh Bank tertentu.

Nah jadi akun Bank palsu ini, akan mengirimkan link-link yang menyesatkan untuk mengetahui identitas perbankan kita.

Cara membedakan akun palsu ini gampang! Nama akun-nya tidak lazim, kualitas gambar buruk, dan link bio yang mencurigakan.

Biasanya jika kita terlanjur mengklik link mereka, kita akan diajak mendaftar dan mengisi data untuk melampirkan nomor kartu, PIN serta OTP dan lainya.

Berikut Tips berani #BilangGakAja cegah kejahatan Soceng!

Nah, guna menjadikan aktivitas kredit kita bernilai pada hal yang positif saja, dan dapat mendukung kebutuhan harian menggunakan aplikasi mobile Banking itu.

Berikut hal yang harus kita perhatikan, dan menjadikan edukasi nasabah Bank BRI untuk cegah kejahatan Soceng tadi.

  • Acuhkan saja jika ada pesan dari nomor yang tidak kita kenal yang mencantumkan ragam file berformat APK
  • Kenali file yang bermada pengumuman pemberitahuan berupa ancaman dan perbuatan membuat kita panik
  • Jangan mudah kepo’ mengklik link atau tautan asing
  • Jika tetap kepo’ dan terlanjur mengklik tautan yang ternyata sematan aplikasi, lekas matikan sambungan internet beberapa saat.
  • Bersihkan data dan Cache Gajet
  • Uninstall aplikasi asing tadi
  • Lekas ganti username PIN dan Password aplikasi mobile banking
  • Dianjurkan rese aja lagi Gajet kamu ke mode pabrikan
  • Nah, terakhir jika kamu nasabah Bank BRI, kamu bisa hubungi layanan BRI di nomor 1500017, untuk lapor indikasi penipuan yang sedang terjadi.

Nah, itu tadi Caraku cegah Kejahatan Soceng, lewat Pengelolaan Kartu Kredit Bijak, semoga bisa menjadi inspirasi terlebih bisa #memberimaknaindonesia untuk bersama sigap #BilangAjaGak kepada kejahatan Soceng yang makin masif saja.

2 Kegunaan Artificial Intelligence Amartha, Bukakan Akses Permodalan UMKM

2 Kegunaan Artificial Intelligence Amartha, Bukakan Akses Permodalan UMKM

Kegunaan Artificial Intelligence Amartha,Bukakan Akses Permodalan UMKM

Setelah mengetahui imbal hasil Investasinya menyentuh 12%, batinku sempat meragu, mungkinkah nilai itu berlaku? Bayangkan saja, dengan hanya menyetorkan modal awal maksimal Rp 4 juta, imbal hasil yang  akan kuterima sebesar Rp 480 ribu, hanya dalam rentang waktu 50 mingguan saja.

Lantas, pertanyaanku semakin membuncah, tatkala jemari ini bisa leluasa menelusuri riwayat setiap calon debitur di sana yang ternyata hanya seorang pelaku UMKM.

Salah satunya adalah Winarsih, seorang pedagang minuman segar yang tinggal di desa Ngasem, kediri, Jawa Timur, yang memiliki penghasilan perbulan –hanya– Rp 525 ribu atas UMKM-nya itu.

Namun, lagi-lagi mudahnya menemukan asa Winarsih untuk mampu menginvasi usahanya, lewat pengajuan permodalannya via  Platform Fintech Pear to Pear (P2P) lending di dalam aplikasi Amartha ini nampak terlihat.

Dimana, akan mudah bagiku, menebak  skor kredit Winarish, mengenali pengalamannya yang aktif berlangganan menjadi debitur di Amartha. Dan telah mencatatkan tren kualitas membayar pinjamannya, kepada setiap krediturnya di sana.

Produk UMKM yang mampu memaksimalkan teknologi penggunaan QRIS, pembayaran Cashless
Produk UMKM yang mampu memaksimalkan teknologi penggunaan QRIS, pembayaran Cashless I Dokpri

Nah,Tren itulah yang akhirnya bisa menjadi pertimbangan penting, meyakinkan keputusanku, untuk ikut jua memberikan permodalan yang dibutuhkan Winarsih.

Dan seraya mengharapkan buah imbal hasil dalam investasi Fintech via aplikasi Amartha sebesar 12-an % tadi.

Dan kini, aku teryakinkan, jika modal Rp 4 juta bagi UMKM milik Winarsih, tentu sangat berarti, bukan?

Dan akhirnya, pelak menyadarkan, jika permodalan via Fintech ini rasanya mudah jua bukakan celah agar semuanya mampu bergotong royong membantu para pelaku UMKM, menggenapi akses permodalan UMKM Indonesia, mulai dari Rp 100 ribu-an saja!

Hemm… lantas aku bertanya dalam hati, bagaimana bisa ya aplikasi Amartha mampu menampilkan skor kredit untuk UMKM di aplikasi Amartha ini, dan menjadikan kita sebagai krediturnya bisa lekas percaya?

Dampak kegunaan Artificial Intelligence di bidang ekonomi Indonesia

Tak dipungkiri memang, jika bisnis digital makin menggurita saja, bukan? Sekarang, pelaku UMKM mudah berlomba saling mengejar para pelanggannya hingga ke ruang maya, dan berhasil pula berlomba mengikuti arus teknologi digital terkini.

Lantas, jika mencermati hal itu lebih dalam lagi, jadi tersadarkan jua, jika dampak perkembangan teknologi di bidang ekonomi akan terus berkembang pesat.

Buktinya, selain Perbankan, kini juga hadir lembaga keuangan modern yang turut mendorong roda ekonomi bangsa, lewat pasar Fintech Peer-to-Peer (P2P) lending, yang bersegmen para pelaku UMKM tadi.

Nah, Fintech P2P sendiri merupakan layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah, secara langsung antara kreditur dan debiturnya yang berbasis teknologi Informasi (LPMUBTI)

Lewat Fintech P2P lending inilah menjadikan celah mudah para pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan itu, dengan standarnya masing-masing, mulai dari kelayakan kredit pinjaman, nominal dan tenor pinjaman, suku bunga sampai pada tingkat keamanannya.

Data hingga per 19 February 2020,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan 161 Perusahaan penyelenggara bisnis Fintech ini yang telah berizin di Indonesia.

Lantas, bagaimana dengan geliat bisnis Fintech itu sekarang ini? Pasti kehadiran Perusahaan Fintech lebih berkembang pesat, yang lebih didorong dengan semakin derasnya perkembangan teknologi digital, dan  masifnya kebutuhan permodalan pelaku UMKM.

Bagaimana Penerapan AI di Indonesia?

Menelusuri jejak Perusahaan Financial Technology Fintech atau Perusahaan Fintech yang telah berizin di OJK, kita pasti akan menemukan PT Amartha Mikro Fintek atau biasa disebut Amartha.

Semenjak Amartha bertransformasi menjadi paltform Fintech di 2015, Amartha sudah mencatatkan kenaikan plafon pinjaman pelaku UMKM sebesar Rp 3 juta/per orang, dengan bunga bagi krediturnya sekira 10-12%.

Dalam prakteknya pencapaian itu didukung oleh kemudahan menuai manfaat berinvestasi di  platform  P2P lending itu.

Dimana  baik peminjam (debitur) dan pemberi pinjaman (Kreditur) harus melakukan registrasi jati diri mereka secara online dalam sistem Platform P2P tadi.

Debitur akan melakukan pengajuan dana pinjaman mereka, yang selanjutnya akan diverifikasi oleh sistem platform P2P dalam penentuan tingkat resiko para debiturnya. Jika peminjam lolos verifikasi, maka profil peminjam akan dijajakan oleh Platform Fintech P2P, selanjutnya akan dijodohkan dengan kreditur, secara  online jua.

Dan akhirnya, Kreditur akan bebas memberikan sejumlah pendanaan yang dibutuhkan para kreditur, –masih– melalui platform P2P lending tadi.

Alur investasi platform P2P Lending, Fintech Amartha
Alur investasi platform P2P Lending, Fintech Amartha

Lantas apakah investasi dalam Fintech P2P lending itu tidak beresiko? Pasti ada jua resikonya dong.

  • Bagi peminjam atau debitur, ingatlah jika suku bunga Fintech yang lumayan tinggi, dan juga akan terdapat denda atas keterlambatan pembayaran kewajiban cicilannya kepada pada debitur. Dan hal itulah, yang harus menjadi pertimbangan para debitur, untuk mengajukan jumlah modal yang akan diajukan.
  • ·Bagi Kreditur,  dana yang sudah diinvestasikan kepada debitur juga tidak bisa ditarik utuh segera. Dimana dana itu akan kembali sesuai waktu yang disepakati. Dan juga yang harus disadari jika potensi gagal bayar para debitur pilihan kita itu juga hadir.

Nah, tapi tenang, untuk mengelola potensi risiko gagal bayar para debiturnya. Kini, platform  P2P Lending, di dalam bisnis Fintech itu telah menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang mampu memberikan skor kredit debiturnya itu. Skor itu  didapatkan dari serangkaian analisa detail, guna memperkecil resiko-resiko gagal bayar seorang debitur kepada Krediturnya.

Apa itu teknologi AI? Teknologi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan, yang memungkinkan komputer atau mesin mempelajari pola-pola dalam data untuk memberikan keputusan yang tepat

Jadi berangkat dari suksesnya penerapan AI di Indonesia pada perusahaan Fintech berplatform P2P Lending itu, semakin menguatkan jua anggapan jika teknologi AI Credit kembangkan UMKM Indonesia.

Lantas masih bertanya kan, bagaimana bisa teknologi AI Credit Scoring mampu kembangkan UMKM kita? Ini 2 kegunaan teknologi AI Credit Scoring itu!

1. Kegunaan AI credit scoring, menjadikan alasan mudahnya berinvestasi di Fintech P2P Lending

Jika menarik lagi nama PT Amartha Mikro Fintek, sebagai salah satu Perusahaan Fintech modern, akan mudah memberikan pemahaman utuh atas kegunaan AI Credit tadi, mengoperasionalkan bisnis Fintech berplatform P2P Lending ini.

Dimana, lewat aplikasi Amartha saja, yang mudah digenggam oleh calon Kreditur seperti kita, bisa lekas membuktikan transparansi para calon debiturnya,  yang merupakan pelaku UMKM secara rigid.

Nah, menyematkan dan mulai membuka aplikasi Amartha tadi, kita langsung bisa melihat deretan pelaku UMKM yang menawarkan dirinya menjadi debitur kita. Jika berjodoh, kita bisa langsung mendaftar, memilih debiturnya itu, dan memberikan permodalan hanya dalam sekali klik saja!

Tapi sekali lagi, apakah kita mudah percaya, atas profil para debitur yang dijaja di sana, yang sebagain besar pelaku UMKMnya adalah Perempuan?  

Nah, seperti yang kita singgung di atas, jika acuan Skor kredit atau credit scoring bisa menjadi alat untuk mempertimbangkan calon debitur kita.

Skor kredit Amartha, produk Teknologi AI yang membantu memberikan keputusan berinvestasi di Platform P2P Lending
Skor kredit Amartha, produk Teknologi AI yang membantu memberikan keputusan berinvestasi di Platform P2P Lending I Dokpri

Jika dibandingkan, dengan sistem perkreditan  di Perbankan saja, Amartha juga melakukan evaluasi pelaku UMKM yang mengajukan kredit kepadanya.

Namun, rahasianya adalah pada sebuah sistem AI, yang akan membantu menimbang, dan menentukan nilai kemampuan, dan kemauan membayar para mitra usahanya, atau calon debiturnya itu.

Singkatnya, jika Perbankan mengandalkan riwayat pembayaran  atau credit history, atau yang dikenal dengan BI Checking. Amartha mengembangkan sebuah skor kredit, atas analisis risiko melalui pendekatan psikologis dan kepribadian.

Dengan langkah itu, menjadikan sebuah pengukuran bagaimana korelasi kemungkinan kredit macet dengan kepribadian seseorang, seperti sikap, niat baiknya, serta kepercayaan diri calon debiturnya.

Hal itu rasanya menjadi mutlak, dikarenakan segmen debitur Amartha yang merupakan segmen pelaku UMKM pedesaan, yang –masih– minim inklusi keuangan.

Analisa lewat Ascore.ai adalah penerapan  prinsip teknologi artificial intelligence, yang siap memberikan nilai penting kepada kita sebagai calon krediturnya, berupa:

  • Nilai resiko
  • Perhitungan bunga pinjamannya
  • Pengolah data
  • Serta petimbangan yang berpengaruh pada bisnis atau credit decisioning.

Perlu diketahui jika Ascore.ai ini dibangun dari lebih dari satu juta database mitra pengusaha ultra mikro Amartha, yang terus akan mengalami pengembangan dari waktu ke waktu.

Sehingga, wajar startup keuangan Amartha kini berhasil mengandalkan Ascore.ai, untuk melayani penentuan credit scoring tadi. lewat teknologi  machine learning juga akan berhasil mengukur profil risiko calon debiturnya, sebelum mereka dijajakan dan dijodohkan oleh kita sebagai kreditur yang telah menyematkan  aplikasi Amartha, di gadget kita.

2. Via Fintech, Kemudahan Pinjaman UMKM tanpa jaminan itu benar nyata!

Kementerian Komunikasi mencatat sebanyak 64 juta unit UMKM yang beroperasi di Indonesia per 2022. Namun jika dibedah lagi, ternyata hanya 19 juta unit UMKM saja yang mampu menggerakkan usahanya ke bisnis online.

Pergeseran bisnis konvensional ke bisnis online tentu saja menjadi kebutuhan, bukan?

Dimana Pandemi sudah membuktikan bisnis online mampu memberikan kekuatan UMKM untuk bertahan, memasarkan produknya.

Dan data terbaru, menyebutkan kendala untuk bermigrasi ke bisnis online oleh para pelaku UMKM, terletak pada permodalan.

Dalam prakteknya jua, mayoritas kelayakan debitur atau peminjam UMKM juga masih dilakukan konvensional, dan didasarkan pada kepemilikan jaminan. Selain itu, laporan keuangan usaha juga menjadi syarat mutlak dalam melihat performa sebuah usaha UMKM.

Dan akhirnya, syarat itu menjadikan beban berat untuk dipenuhi para pelaku usaha mikro yang bergerak di sektor informal di pedesaan.

Nah, dengan penggunaan teknologi AI tadi, membuat proses pengajuan pinjaman berjalan hanya 30 menitan saja, dan –sekali lagi– tanpa jaminan apapun.

Para debitur Amartha yang merupakan  pelaku UMKM di pelosok desa, sengaja ditemukan oleh tim lapangan Amartha yang berkeliling menggunakan sepeda motor menjangkaunya. Selain tim lapangan Amartha bertugas melakukan pelatihan tentang keuangan kepada peminjam di pelosok desa, tim Amartha juga memberikan kesehatan gratis dan edukasi tentang lingkungan.

Nah, terbukti, dengan segenap perhatian permodalan kepada segmentasi UMKM Pedesaan. Lewat penerapan skema tanggung rentengnya, dan lewat analisa Skor kredit dari semua pinjaman yang dikelola Amartha. Kesemuanya itu menjadikan risiko Non Peforming Loan, NPL Fintech Amartha mendekati  nol persen. meski tidak membebankan jaminan atas pinjaman yang diterima Debiturnya.

Yuk bergotong royong bukakan akses Permodalan UMKM sekarang, via Amartha

Percayakah jika berhutang sudah menjadi gaya hidup modern kini? Dimana gaya hidup itu bermaksud memberikan kualitas atas perilaku harian kita, lewat produktivitas atas gaya berhutang tadi.

Nah, dalam konteks membuka lapangan pekerjaan dan menumbuhkan UMKM pedesaan, gaya hidup ini tentu menjadikan sebuah nilai inklusi keuangan bukan?

Aplikasi Amartha, memaksimalkan kegunaan Artificial  Intelligence di kehidupan kita lewat permodalan P2P Lending Amartha
Aplikasi Amartha, memaksimalkan kegunaan Artificial Intelligence di kehidupan kita lewat permodalan P2P Lending Amartha I Dokpri

Dimana, pelaku UMKM dapat berperilaku profesional atas keputusannya mengajukan permodalan via Fintech Amartha.

Terlebih, mekanisme verifikasi untuk mendapatkan pelaku UMKM baik, sudah dibuktikan oleh keberhasilan skor kredit yang dibawa Fintech Amartha jua.

Nah, kini saatnya bagian kita, untuk memaksimalkan Kegunaan Artificial Intelligence, membukakan akses permodalan UMKM, dengan menyemat aplikasi Amartha, dan membiarkan jari kita menyalurkan permodalan pelaku UMKM Amartha. Seraya memanen nilai bagi hasilnya yang menguntungkan.

Yuk percaya jika pelaku UMKM kita bisa lekas naik kelas, Via Amartha saja!   

Aman, Nyaman, Cuan! Bagini Cara Investasi EBA-Ritel Via Aplikasi Bions

Aman, Nyaman, Cuan! Bagini Cara Investasi EBA-Ritel Via Aplikasi Bions

cara investasi EBA-Ritel

Pandemi yang menerjang dunia semenjak 2020 lalu, rasanya sudah membekali diriku dengan siasat,  “bertahan hidup’. Hal itu bisa dirasakan, tatkala aku dan kamu harus  mampu beraktivitas di rumah saja, dengan hanya bekal koneksi internet, bukan?

Selama menjalaninya, ternyata kita jadi sadar jua, jika semua mobilitas kita, bisa saja tergantikan, via digitalisasi, hanya lewat tatapan, usapan dan sedikit klik-an pada layar Gadjet kita.

Terlebih, bersyukur sekali ,bagi kita yang sudah memiliki usaha, terdigitalisasi dengan koneksi internet itu. Wah, rasanya cuan bak mengalir deras, yang dapat diatur dalam genggaman kita saja.

Membayangkan hal itu, pikiranku boleh dong mengawang tinggi, pada kenikmatan menerima passive-income yang berasal dari saldo tabungan kita yang hanya terendap di Bank saja, bukan?

Jujur saja, semenjak Pandemi aku-pun sudah terlanjur mengandalkan Deposito, sebagai instrumen investasi yang paling aman?

Ya, jelas karena hadir jaminan dari Perbankan, dalam memberikan keuntungan lebih besar dari bunga tabungan saja. Terlebih lagi, sekarang fleksibilitas pencairan deposito juga hadir, beserta rentang waktu depositnya yang bervariasi, mulai sebulan, atau 3 bulanan-saja.

Namun, seiring waktu, ada sebuah catatan di benakku, atas aktivitas Deposito itu?

Ya, jika hadirnya harapan kita atas hadirnya suku bunga acuan BI yang tinggi, namun ternyata tidak serta-merta berjalan linier dengan suku bunga Depositonya kan?

Boleh jujur? Investasi Deposito yang sudah/sedang kujalani, hanya memberikan keuntungan Rp 83 ribu-an saja per-bulan,dengan nilai deposito Rp 50 juta, di rentang waktu deposit satu bulanan, dengan tren bunga hanya 2.5-3% per-tahunnya.

Ya memang untung sih, jika membandingkannya dengan hanya bunga tabungan saja.

Lantas aku berfikir, jika ada investasi dengan fleksibiltas, plus sistem sekuritas yang sama baiknya dengan deposito, namun bunga yang didapatkan jauh lebih tinggi, mengapa kita tak lekas coba?

Memanfaatkan Aplikasi Bions, harapan kita berinvestasi EBA- Ritel dengan mudah I Dokpri
Memanfaatkan Aplikasi Bions, harapan kita berinvestasi EBA- Ritel dengan mudah I Dokpri

Pertanyaanya lagi, lantas, apa iya ada investasi yang mampu mengalirkan passive income, yang aman, nyaman, dan lebih cuan sambil rebahan saja di rumah? Kamu nanya? Pasti bertanya-tanya kan?

Benarkah ber-investasi EBA Ritel itu pangkal kaya, daripada menabung saja?

Meski awam, dan baru menjadi seorang pemula berinvestasi memburu passive income per-2020 lalu, via digital Perbankan. Nilai bagi hasil Investasi yang paling ‘basic’ macam Deposito sudah memberikan perbandingan yang mencolok, dengan instrumen investasi lainnya.

Sebut saja, ketika kita berinvestasi lewat pasar modal, yang berjalan smooth, aman, nyaman dan nyata cuan, lewat genggaman ponsel!

Jujur, bagiku, kejenuhan berdeposito itu hadir, kala melihat tren suku bunga acuan BI yang tidak linear dengan bunga Deposito.

Aku ambilkan cotoh saja! Pada, rentang February 2021-Juni 2022 kala suku bunga BI tumbuh stagnan, kondisi itu malah mengakibatkan suku bunga deposito menurun drastis, hanya 2-4% saja.

Memburu jawabannya, ternyata sederhana!  Masing-masing Bank, lumrah sangat fleksibel merespon suku bunga acuan BI, dengan mempertimbangkan kondisi likuidas Bank itu sendiri.

Terlebih, banyak nasabah yang termind-set jika menabung adalah pangkal kaya, lewat –hanya— aktivitas menimbun tabungannya di Bank

Lihat saja tren perilaku nasabah selama Pandemi, yang eman belanja konsumtif. Hal itulah, yang membuat Bank, tak menghiraukan suku acuan BI, yang menjulang sekalipun terhadap passive-income kita via Deposito. Pernah merasakannya?

Nah dari titik itu, wajarlah, aku harus berangkat mencari investasi yang rasanya mampu menuai harapan, menopang pemenuhan kebutuhan harian kita, untuk hari ini dan juga masa depan.

Nah, jika kamu sepakat denganku, lanjutkan terus bacanya ya!

Memburu passive income, buat apa?

Passive income, yakni pendapatan keuangan yang diraih tanpa usaha keras, tentu akan menjadikan sokongan nyata terhadap aktive-income kita yang kita peroleh dari keringat bekerja.

Nah, dengan kolaborasi keduanya tak salah dong mudah memanja keinginan kita meraih apa saja. Termasuk hal terpenting, seperti kepemilikan rumah sendiri, bukan?

Hal itu beralasan, dimana kepemilikan rumah dengan lokasi dan lingkungan strategis memerlukan biaya yang tinggi. Semua itu pasti menjadi keinginan, –sekali lagi—untuk memanjakan kebahagiaan rumah tangga.

Dan setelah meraih rumah sendiri, entah apalagi kenikmatan yang kita maui selanjutnya! Terpenting, ada dananya yang siap di kantong.

Dan pasti, bukan aku, atau kamu saja yang berhasrat memilki rumah baru itu. Di luar sana, masih banyak pasangan keluarga yang mengejar mimpi yang sama. Lihat saja kekurangan kebutuhan perumahan tahun 2021 mencapai 12.7 juta unit lho, terlebih beban pertumbuhan penduduk Indonesia melesat, mencapai 640 ribu jiwa  pertahunnya. Ini sumber beritanya.

Nah, memiliki rumah sendiri dengan jalan KPR kini bak kompetisi saja? Di satu sisi, kondisi itu harusnya memberikan peluang bisnis Perbankan? Lewat faktorpermintaan KPR yang sangat tinggi dari lapisan masyarakat. Terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

Kita lantas wajar berfikir, jika Bank-lah yang bakal meraup cuan atas peluang massifnya permintaan KPR itu?

Namun, ternyata, ya tidak juga, bagaimana mungkin Bank sanggup membiayai KPR yang menutut waktu hingga 30-tahunan, dengan mengandalkan sumber dana nasabahnya  –misalnya— dari deposito yang hanya bermain dalam mode-safe, yakni jangka di masa terpendek, 1 hingga 3 bulan saja? Pastilah tidak seimbang pendanaanya bagi KPR Perbankan, bukan?

Jalan termudahnya, adalah Bank pastilah menawarkan bunga tinggi lewat KPR, kepada debiturnya.

Oleh sebab itu, kita butuh pasar pembiayaan sekunder perumahan? Dimana, pasar pembiayaan sekunder perumahan harusnya jua berhasil menjadi celah intrumen investasi yang mengalirkan passive income kepada investornya. Dengan cara berkolaborasi, menggarap peluang massifnya keinginan masyarakat, untuk memilki rumah sendiri itu, bukan?

Sarana Multigriya Finansial (SMF) gulirkan investasi EBA Ritel, kolaborasikan mimpi kita, miliki rumah sendiri

Masalah Perumahan –memang– sudah menjadi isu pelik bagi Pemerintah untuk menyelesaikannya. Dimana dengan subisidi APBN setiap tahunnya, tenyata belum jua menghadirkan kemudahan masyarakat memiliki rumah sendiri?

Dalam APBN 2023 saja, pemerintah alokasikan dana hampir Rp 34 Trilun-an, mendorong kemudahan kepemilikan Perumahan itu lewat ragam programnya. Tapi apakah aku, kamu kita semua sudah merasakannya? Jika belum, ya mungkin saja, ada spesifikasi yang belum pas menjangkau kehadiran program tadi ke hadapan kita?.

Namun, hal penting yang kita harus tahu! Yakni kehadiran PT Sarana MultiGriya Finansial (SMF) yang merupakan badan usaha khusus Kementrian Keuangan yang diguyur penyertaan modal negara, mampu menjadi pengurai kesulitan kita atas kepemilikan rumah sendiri.

Singkatnya, SMF akan menjadi Secondary Motgage Facility, menyokong perbankan menggulirkan KPR itu. Dimana SMF, dibolehkan menyalurkan pinjaman itu, dari dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang.

Membuka aplikasi Bions, mengerti cara berinvestasi pasar modal EBA Ritel yang aman
Membuka aplikasi Bions, mengerti cara berinvestasi pasar modal EBA Ritel yang aman I Dokpri

Maksudnya? Upaya penyaluran dana dengan surat utang tadi akan berpotensi memperbesar volume KPR yang berkualitas.

Nah, dengan massifnya, kualitas ber-KPR oleh debitur/masyarakat, harapanya akan mampu menurunkan keterjangkauan KPR, terutama untuk masyarakat berpendapatan rendah, sekalipun!

Jika saja kita memborong produk PT SMF berupa Efek Beragun Aset (EBA) Ritel, itu, berarti kita sebagai investor EBA tengah melakukan pembelian tagihan KPR dari suatu Perbankan.

Oleh sebab itu kita harus tahu cara investasi EBA-Ritel itu sekarang juga, untuk meraup pundinya!

Investasi EBA-Ritel aman, nyaman dan cuan?

Nah catat! Investasi EBA-Ritel ini merupakan satu-satunya produk yang –hanya –diterbitkan PT SMF lho ya! Dan investasi ini akan menjadikan variasi berinvestasi di pasar modal, selain saham, Reksadana atau obligasi yang terlebih dahulu dikenal.

Lantas bagaimana cara investasi EBA Ritel itu, mampu meyakinkan kita menjadi investornya? Ada tiga hal penting, menuruku yang menjadi perhatian!

Informasi salahs satu produk investasi EBA Ritel lewat aplikasi Bions I Dokpri
Informasi salahs satu produk investasi EBA Ritel lewat aplikasi Bions I Dokpri
  • Aman

Tenang, Investasi ini diawasi dan terdaftar di OJK. Sehingga, semua tindakan yang merugikan bisa dipertanggung jawabkan oleh PT SMF.

  • Nyaman

Bertransaksi produk EBA-Ritel ini, sangat mudah hanya menggunakan aplikasi Bions, sekuritas BNI.

Dengan aktivitas membeli dan menjual produk EBA, dalam aplikasi Bions dengan sekali klik, kita lekas mampu meraup keuntungan mengalir ke rekening rekening kita.

  • Cuan

Berbicara untung apa rugi dalam sebuah investasi ya relatif, bukan?

Namun dengan sifat investasi EBA yang fixed income akan mudah meyakinkan jika kita akan selalu untung. Meski besar-kecilnya keuntungan akan terpengaruh oleh suku bunga, dan juga kualitas debitur KPR.

Dan yang pasti bunga yang didapat atas produk ini, pasti lebih besar daripada bunga Deposito

Yuk raba besaran passive income Investasi EBA-Ritel! Ini pengalamanku!

Nah, menurutku cara berinvestasi EBA-Ritel ini, sebenarnya mirip-miirp dengan Deposito sih. Dan kita sebagai investor akan disuruh memilih menjadi salah satu dari 3 golongan investor, berdasarkan pilihan keuntungan investasinya.

Ya anggap saja, kita mulai berivestasi EBA Ritel Rp 5 juta saja dulu, untuk membeli salah satu produk EBA-Ritel, dengan tawaran  bunga 8.75% ya.  Mari kita raba keutungannya satu-satu!

1. Kita sebagai Investor Lump Sum

Kala kita memutuskan menjadi investor jenis Lump Sum ini. Lewat, modal awal Rp 5 juta tadi kita akan mendapatkan variasi keuntungan serta pengembalian dana pokok sebesar 10% dari dana awal  Rp 5 juta, per 3-bulannya.

Nah, jika dikumpulkan keutungan per-3 bulan itu, yang meluncur sebanyak 4 kali, selama setahun. Kita akan mendapat keuntungan total Rp 376.142 atau sekira 7.52% dari modal awal Rp 5 juta.

Dan, di akhir masa investasi, kita akan menerima sisa modal pokok utama dari Rp 5 juta, yang sudah dikurangi pengembalian dana pokonya 10%-nya selama 4 kali, per-3bulannya.

Jelasanya, begini ilustrasinya!

Ilustrasi bagaimana investasi EBA Ritel dengan simulasi Lump Sum I Dokpri
Ilustrasi bagaimana investasi EBA Ritel dengan simulasi Lump Sum I Dokpri

2. Kita sebagai Investor Reinvestasi pokok EBA

Nah, lantas,  kala kita memilih menjadi mode investor ini. Selama masa investasi yakni selama setahun, kita hanya akan menerima bunga keuntungannya saja, yang dicairkan per-3 bulan, tanpa pengembalian 10% dari dana pokok Rp 5 juta tadi.

Dimana pengembalian itu, akan kembali menjadi modal awal Rp 5 juta bulat.

Jika ditotal keuntungan dari bunga yang diterima per-3 bulan itu selama setahun, bernilai Rp 437.500 atau 8.75% dari modal awal Rp 5 juta.

Nah, artinya, keuntungan menjadi Investor Reinvestasi Pokok EBA ini akan lebih besar dari mode investor Lump Sum sebelumnya, bukan?

Dan, di akhir masa investasi, selama setahun, dana pokok kita akan kembali, untuk siap diputar, dan memiliki produk EBA-Ritel yang paling menguntungkan.

Ilustrasi bagaimana investasi EBA Ritel dengan simulasi Reinvestasi Pokok EBA Ritel I Dokpri
Ilustrasi bagaimana investasi EBA Ritel dengan simulasi Reinvestasi Pokok EBA Ritel I Dokpri

3. Kita sebagai Investor Reinvestasi pokok dan bunga EBA Ritel

Lantas, terakhir jika kita memilih menjadi investor mode ketiga ini, kita akan bermaksud menanam kembali bunga per-3bulan itu, beserta dana pengembalian 10% dari dana pokoknya, selama setahun, masa penawaran produk EBA-Rite tadi.

Nah jika ditotal pada rentang waktu itu, mode investor ini akan menerima keutungan lebih besar lagi, yakni sekira Rp 452.067 atau sekitar 9.04% dari modal Rp 5 juta.

Dan keuntungan itu beserta modal awal Rp 5 jutanya, akan cair bersamaan. Mode Investor EBA ini, rasanya akan mampu menjadi pilihan yang sangat menggiurkan bukan?

Ilustrasi cara investasi EBA Ritel dengan simulasi Reinvestasi poko dan Bunga EBA  i Dokpri
Ilustrasi cara investasi EBA Ritel dengan simulasi Reinvestasi poko dan Bunga EBA i Dokpri

Tapi perlu diingat, jika masa investasi produk EBA ini tidak selalu dalam rentang waktu setahun lho ya! Ada juga produk EBA-Ritel yang kurang dari setahun! Oleh sebab itu, kita harus selektif melihat informasi produk yang ditawarkan dan paling menguntungkan, di sana! Karena informasai penawarannya, akan selalu up-date setiap waktu.

Nah, begini caraku ber investasi EBA-Ritel, raup passive-incomeku! Ikuti aku!

Setelah melihat kemanan, kenyamanan, dan ke-cuanan investasi EBA-Ritel di atas. Diriku pribadi, tertantang untuk mencobanya saja pada Sabtu (31/12/2022). Hitung-hitung mencoba peruntungan baru, menggantikan investasi deposito yang ‘konvesional’ kerap kulakakukan itu.

Toh, investasi EBA Ritel ini fixed-income juga bukan? Artinya ya keuntungannya pasti ada! Lantas bagaimana aku memulainya?

  1. Aku harus mengunduh aplikasi BIONS dulu, dan menginstalnya di ponsel pintarku.
  2. Jika sudah, akan ada panduan mengisi formulir-digital dalam aplikasi. Di sana, terdapat identitas diri yang harus kita penuhi, untuk masuk tahapan verifikasi BNI Sekuritas. Termasuk selfi diri!
  3. Jangan lupa menyiapkan e-KTP dan juga NPWP-mu!

Nah setelah berhasil melengkapi data pribadi itu, kita akan dipandu memencet tombol kirim.

Nah itu berarti, kita harus menunggu untuk tahapan verifikasi, menentukan persetujuan menjadi investornya.

Pengalamanku, perlu waktu hanya dua harian, untuk mendapatkan balasan persetujuan itu.

Nah dalam email persetujuan menjadi nasabah BNI Sekuritas. Kita akan mendapatkan user name, beserta password dan PIN dan RDN

Mendapatkan email balasan persetujuan menjadi nasabah BNI Sekuritas I Dokpri
Mendapatkan email balasan persetujuan menjadi nasabah BNI Sekuritas I Dokpri
Tampilan muka  aplikasi Bions,  yang menghadirkan ragam produk EBA yang bisa kita pilih, BELI atau JUAL i Dokpri
Tampilan muka aplikasi Bions, yang menghadirkan ragam produk EBA yang bisa kita pilih, BELI atau JUAL i Dokpri

Dengan ketiga data tadi, membantu membuka aplikasi Bions, untuk memulai berinvestasi produk EBA-Ritel, memanen cuan itu, dengan aktivitas JUAL dan BELI EBA Ritel. Begini tahapannya!

  1. Masuk ke beranda HOME aplikasi Bions! Di sana akan terlihat ragam produk investasi trading, yang terselip dalam 4 kolom. Pilih yang FIXED-INCOME saja!
  2. Jika sudah dlklik, kita akan mendapati ragam produk EBA, yang bisa kita klik satu-satu untuk menemukan informasi produk EBA yang menawarkan tawaran bunga yang layak bagi kita. Jika sudah menemukannya, artinya kita siap membelinya segera!
  3. Tapi, ada hal penting! Kita harus mengisi saldo dana, dengan mentransfer sejumlah dana yang dibutuhkan membeli produk EBA tadi ke Rekening Dana Nasabah (RDN), yang nomornya akan juga didapatkan dalam email persetujuan BNI Sekuritas, sebelumnya.

Nah, dari tiga tahapan ini, akan menjadi kunci ke tahapan selanjutnya! Nah, detail bagaimana cara tranfer saldo dana, bisa  klik disini deh!

Yuk saatnya membeli, dan menjual produk EBA via aplikasi Bions!

Nah jika kita, sudah menemukan produk EBA yang cocok untuk kita beli, dengan memperhatikan  rentang waktu penawaran investasinya, dari tanggal Kupon Terakhir/Last coupon  dan Kupon Berikutnya/Nextcoupon.

Dimana, jika disimak, rentang waktu investasinya akan bervariasi satu produk dengan produk lainnya,

Memulai investasi EBA Ritel, dengan membeli produk EBA senilai Rp 50 juta I Dokpri
Memulai investasi EBA Ritel, dengan membeli produk EBA senilai Rp 50 juta I Dokpri

Aku coba saja membeli produk EBA dengan nilai Rp 50 juta, tawaran yieldnya 8.53% pertahun. Informasi Kupon Terakhir/last coupon dari tanggal 27/10/2022 dan Kupon Berikutnya/next coupon bertanggal 27/01/2023.

Artinya penawarannya dalam rentang waktu 3 bulan. Dan memulai prosesnya memerlukan dana Rp 50.405.850

Namun, aku baru membelinya di tanggal 31/12/2022, kala penawarannya sudah berjalan selama 67 hari sejak tanggal Kupon Terakhir berlaku.

Disana juga sudah menyertakan informasi jika keuntungan yang bisa kita nikmati semenjak last kupon selama 67 hari hingga waktuku betransaksi mencapai Rp 814.250.

Nah, skema itu nantinya, menjelaskan jika total dana awal dan bunganya mencapai Rp 51.220.010 hingga saat itu.

Nah, informasi itu juga ingin berkata, jika berinvestasi EBA-Ritel dengan modal RP 50 juta, kita akan mendapatkan keuntungan Rp 814.250 dalam rentang 67 hari saja, malah keuntungannya bisa lebih lho sesuai pasar!

Artinya dengan bunga 8.53% per-tahun itu dan dengan dana Rp 50 juta, kita akan mendapatkan keuntungan Rp 12-anribu/hari. Artinya lagi dalam rentan sebulan saja kita kan mampu meraup keuntungan Passive income sebesar Rp 365-an ribu

Bandingkan, dengan berdeposito, atas dana yang sama Rp 50 juta, dengan bunga hanya 2.5% per-tahun. Kita hanya mendapatkan passive-income Rp 83 ribuan sebulan. So cuan mana?

Lantas bagaimana menjual aset investasi EBA Ritel kita?

Nah menjual investasi EBA-Ritel juga sangat mudah. Namun aku yakin, keinginan itu, pastilah ‘eman’ dilakukan kala keuntungan kita terus mengembang ditengah masa waktu investasi, entah 3 bulan bahkan lebih dari setahun.

Namun siapa sangka, jika kebetulan saja, kita perlu sekali modal untuk keperluan mendadak lainnya, urusan pribadi.

Sedangkan modal kita masih tertanam dalam kontrak EBA, dalam masa waktu tertentu, Anggap saja, kita masih menyisakan 5 harian saja untuk menyelesaikan rentang waktu investasinya.

Nah dengan alasan itu, kita bisa menjualnya saja, tentu dengan resiko hadirnya fluktuasi nilai keuntungan yang akan kita terima, beserta modal pokoknya.  

Dan informasi tentang hal itu bisa lekas kita baca, terima dan maklumi. Meski, konsekuensinya, juga menjauhkan kita dari kerugiaan, atau keputusan itu malah menuai keuntungan.

Hanya sistem dan pasar yang tahu, dan lekas menginfoaknnya di aplikasi Bions.

Jadi menurutku, sistemnya sih kurang lebih sama dengan halnya produk Deposito kan? Dimana jika kita ingin menarik dana sebelum masa jatuh tempo pasti ada beban penalty, bukan?

Memulai investasi EBA  di aplikasi Bions dengan menjual aset kita I Dokpri
Memulai investasi EBA di aplikasi Bions dengan menjual aset kita I Dokpri

Nah, jika transaki jual sudah dilakukan, dan dananya sudah mencair, dengan nilai yang sudah tertera di sistem Bions.

Dana itu, bisa kita tarik dan cairkan ke rekening yang sudah kita daftarkan sebelumnya. Informasi detail tentang penarikan dana, kamu bisa pahami di sini.

Menerima passive income EBA Ritel, Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Nah mencerna pengalaman bertransaksi produk pasar modal terbaru dariku, yakni mengetahui cara investasi EBA-Ritel di atas, pasti akan mudah mengajak kita ikut jua kan?

Dan terpenting fluktuasi atas nilai keuntungan investasi EBA-Ritel kita akan besar sekali terpengaruh dengan fluktuasi bunga Bank, serta kualitas debitur KPR-nya, untuk taat membayar. Catat deh! Namun, tentu saja, hal itu sudah tersistem ketat oleh sekuritas BNI.

Nah, catat juga! Terlibatnya kita berinvestasi di EBA Ritel yang diterbitkan PT SMF ini, secara tidak langsung, kita sudah terlibat langsung mencarikan solusi kemudahan kepemilikan rumah, bagi saudara kita yang berpenghasilan rendah, lewat massifnya keterjangkauan harga KPR nanti.

Dan, aku yakin sekali, kala mendapati hasilnya seperti yang kudapatkan barusan, tdak ada alasan lagi bagi kamu harus mengakui juga, jika cara investasi EBA Ritel memang benar, aman nyaman dan cuan, bukan?

Nah, itu tadi cara investasi EBA-Ritel yang sudah/sedang kujalani. Kamu berminat? Yuk langsung instal aplikasi Bions sekuritas BNI-nya ya Dan pahami menjalnkannya untuk lebih detailnya, di sini.

Yuk Bersama Menantang Resesi,Via Ragam Nilai Inovasi Polytron

Yuk Bersama Menantang Resesi,Via Ragam Nilai Inovasi Polytron

Inovasi Polytron

“Baik aku ambil yang ini saja ya?”  Ujarku kepada seorang Sales, di sebuah toko elektronik, 2013 silam.

“Yang ini ya Pak?” Jawab Sales itu seolah memastikan barang pilihanku, sembari menunjuk jarinya ke arah sebuah televisi Bazzoke Polytron, TV layar datar, yang berukuran 14 inchi itu.

Ups, jujur, –memang—dahulu aku seakan menutup mata memilihnya. Faktor harga bagiku bak kunci saja, yang menghantarkan keputusan pembelian perangkat TV Polytron tadi.

Namun, harus jua dicatat! Terdapat sebuah kebutuhan dasar yang pasti ikut menimang matang, atas inovasi fitur  multimedia yang tertanam kuat di dalam TV itu.

Inovasi USB Polytron di belakang TV Bazzoke I arby.my.id

Lihat saja slot dalam port USB yang hadir dibelakang layar TV, memampukan kita dimanja fasiltas HDMI, hingga menautkan perangkat flash-disk, bak perangkat Personal Computer (PC) saja ya kan?

Aku lantas mudah membayangkan wujud kenikmatan apa saja sih yang akan mampu kupetik dari perangkat TV Bazzoke ini?

Iyes, aku bisa berkaraoke-ria, bermain game yang kompetibel dengan perangkat Play-station, dan terpenting dapat menyaksikan siaran langsung pertandingan bola, yang keseruannya bak di tengah stadion saja.

Tampilan TV Polytron Bazzoke  I arby.my.id
Tampilan TV Polytron Bazzoke I arby.my.id

Nah meski TV ini berukuran kecil, dan akhirnya berhasil menyempil di ruang kamar, TV Bazzoke Polytron 14” itu ternyata juga mampu menyajikan karakter  Sounding yang dapat diandalkan.  

Mungkin hal itu menjadi muasal penyematan nama Bazzoke pada produk TV ini ya?

Lantas, terpantik pula tanda tanya besar mengganjal di hatiku? Yakni mengenai tawaran ragam produk elektronik Polytron yang mampu menjaja harga ‘terjangkau’, namun tetap fokus menampilkan kualitas atas inovasinya.

Terutama inovasi yang menyematkan sebuah nilai kebermanfaatan, yang mudah menjalar pada konteks yang lebih luas lagi, yakni kebermanfaatan  menyokong pondasi ekonomi bangsa.

Ah, menantikan dan membuktikan jawabannya, ya tak ada cara lain untuk membiarkan produk Polytron melayani kebutuhan harian kita di rumah, bukan?

Dan akhirnya pembuktian itu akan segera menunjukkan kepada kita, jika wujud nilai inovasi Polytron  akan berhasil memanja modernitas kehidupan, dan mendukung langkah-langkah maju kita di masa depan.

Nah, baca saja sampai tuntas gih, untuk ikut jua merasakan  nilai dari inovasi itu. Yuk ah!

Menyadari jika Inovasi Polytron adalah benar-benar sebuah kebutuhan dasar harian kita

Bergulirnya waktu, tentu akan mudah memantik ragam dinamika  kehidupan, bukan?

Terutama dinamika yang akan  memilihkan sisi efektifitas  dan efisiensi barang-barang apa saja yang dapat mendukung  gaya hidup modern kita.

Lantas, hal itulah –salah-satunya—yang kini mewajarkan keberadaan ragam perangkat elektronik rumah tangga, menjadi sebuah andalan keluarga menjamu kebutuhannya.

Kebutuhan keluarga menjadi lebih menyenangkan bersama inovasi Polytron I Polytron Dok
Kebutuhan keluarga menjadi lebih menyenangkan bersama inovasi Polytron I Polytron Dok

Coba saja rasakan sendiri, dengan hanya memberikan sedikit  sentuhan tombol on-off pada perangkat elektronik, kita mudah mewujudukan angan kita, bukan?

Jika kita haus hiburan, kita  bisa mengandalkan aneka produk TV. Kala kita butuh udara yang sejuk di rumah, kita bisa memilihkan perangkat AC menyemburkan kesejukan di dalam rumah saja.

Artinya, ya ragam inovasi peralatan elektronik rumah tangga, pastilah sudah memiliki dasar pertimbangan spesifik memilihnya.

Lantas,  ingatkah, fenomena Pandemi yang melanda dunia di awal 2020? Dimana kondisinya seakan mampu mempertegas jika kebutuhan peralatan eletronik itu menjadikan kebutuhan pokok saja untuk dimiliki, bukan?

Terlebih aktivitas harian kita, harus mampu kita kerjakan hanya di rumah saja.

Perbandingan tampilan analog TV dan TV Digital I Polytron Dok
Perbandingan tampilan analog TV dan TV Digital I Polytron Dok
Set Box TV Digital Inovasi Polytron I Polytron Dok

Nah, kondisi Pandemi itu, pastilah sudah menjadi celah untuk mengalirkan ragam inovasi bagi Polytron, sebagai salah satu produsen peralatan elektronik rumah tangga, berkembang dengan massifnya.

Terlebih, produk elektronik Polytron berhasil mampu menyajikan nilai efektifitas dan efisiensi yang kita maksudkan, dan menghantarkannya tepat di hadapan kita.

Ambilah salah satu contoh, untuk membuktikannya! Hadirnya kebijakan Pemerintah, yang mengalihkan TV analog ke teknologi TV digital, bisalah menjadikan pembuktian  akan hadirnya sebuah efektiviitas dan efisiensi atas produk-produk Polytron itu, bukan?

Dimana,  meski terbilang produk lawas, TV Bazzoke yang kumiliki sejak 2013 lalu terus mampu kompetible menyajikan gambar digital, tentu  –memang—masih tetap dibantu oleh set-box TV digital.

Artinya? Aku sebagai Penggunanya ya tidak perlu membeli TV baru lagi. untuk merasakan kelezatan peralihan tayangan tv digital tadi.  

Hal itu pastilah mudah menyadarkan kita, jika inovasi sudah menjadi sebuah kebutuhan melangkah lebih maju, melayani modernitas yang terus berjalan di masa depan, bukan?

Meraba wujud Inovasi TV Bazzoke kini, dan nanti!

Nah, mengikuti perjalanan waktu dari 2013 hingga kini, diriku  sebgai konsumen produk Polytron,  akan berhasil meraba wujud inovasi yang kumaksudkan di atas dengan jelas dan nyata.

Salah satunya ya produk TV Polytron Bazzoke itu yang ternyata kini sudah mengalami  ragam metamorfosis inovasi, memanjakan lagi pemenuhan kebutuhan kita saat di era modern kini menyajikan hiburan di rumah.

Dan dalam perkembangannya hingga kini, inovasinya sudah melahirkan ragam tipe TV dengan spesifikasi inovasi yang berbeda sesuai kebutuhan modernitas kita, yakni terdapat tipe 4k UHD TV, Digital TV, Smart TV serta TV Box.

Inovasi  Smart TV Cinemax Soundbar i Polytron Dok
Inovasi Smart TV Cinemax Soundbar i Polytron Dok

Mari lihat lah dengan seksama, tampilan salah satu Produk TV Bazzoke series terkini –misalnya– yang sudah berhasil menyematkan teknologi LED TV.

Dan kini –malah– sudah menjadikan inspirasi terciptanya inovasi produk TV modern Polytron, dengan nama Smart TV Cinemax Soundbar. Yuk mari intip, apa saja wujud inovasinya sih?

1. Speaker yang kompak terintegerasi sempurna

Namanya juga dulu Bazzoke, pasti ingin dijadikan  sebuah simbol karakter kuat pada produk TV ini ya?

Fitur suara atau sound itu  pasti akan menjadi keunggulan, yang akan kita rasakan, kala sedang menonton hiburan di layar datarnya yang ramping itu.

Rahasianya itu ternyata  terletak pada sematan teknologi XBR Subwoofer yang akan menghasilkan suara bass, diikuti dengan suara treble ke segala arah.

Ada lagi? Ya sematan teknologi Neo Speker yang juga akan mengalirkan  suara nan jernih.

Nah, perpaduan teknologi tadi, lantas menjadikan runtutan suara yang enak diperdengarkan dan super tajam kala berada di depan layar teve Bazzoke ini.

2. Teknologi DIPE Engine

Kualitas gambar tentu jua akan menjadi pembeda, dimana teknologi ini sangat mendukung sekali  peran teknologi LED yang terdapat di inovasi TV ini. 

Dan fitur itu pasti akan siap menghasilkan gambar jernih, tajam mengimbangi keunggulan suara yang sempurna tadi.

3. Hadirkan ECO mode

ECO Mode sudah menjadi sebuah tuntutan teknologi masa depan, bukan? Dan inovasi TV Polytron sudah pula memulai menanankan inovasi ECO Mode ini.

Nah dengan fitur ini, akan memungkinkan upaya efisiensi energi berjalan lebih sempurna. Hal itu ditambah lagi dengan kehadiran panel layar dapat  beroperasi pada durasi lama.

Artinya, kedua  fitur itu pasti akan menghantarkan jaminan atas pertimbangan efektivitas  dan efisiensi produk terbaru Polytron, yang berhasil menancapkan fitur LED pada layarnya.

4. Fungsi USB Port yang terus diandalkan 

Inovasi TV Polytron, ternyata masihlah setia menancapkan Slot USB Port? Dengan sematan USB Port ini tentu saja menjaga  kebutuhan akan sarana multimedia  lebih bisa dimaksimalkan lagi bukan?

Tujuannya  tentu memberikan celah kompatibiltas TV Polytron bersama perangkat lain, guna menemukan hiburan yang lebih menarik lagi.

Memampukan Kepuasan pengguna, memantikkan kebanggan Polytron, sebagai produk anak bangsa

Nah secuil gambaran mengenai wujud inovasi yang kita petik dari salah satu produk Polytron, berupa TV LED Polytron di atas, pastilah sudah meninggalkan kesan berupa kepuasan, bagi penggunanya –sendiiri– memanja kebutuhannya, bukan?

Dan ternyata gambaran kepuasan itu, selaras dengan sebuah Survei Riset Katada Insight Center (KIC), yang dilakukan 13-17 Oktober 2020 lalu dan  menempatkan merek Polytron menjadi salah satu  merek terpopuler masyarakat di Indonesia.

Nah berangkat dari level kepuasan itu, pastilah akan mewajarkan penggunanya untuk mencari tahu informasi lebih, mengenai merek Polytron itu, dan berhasil memantikkan rasa kecintaan dan kebanggaan kala menggunakannya.

Ilutrasi penggunaan inovasi Polytron I Polytron Dok
Ilutrasi penggunaan inovasi Polytron I Polytron Dok

Nah, jadi bertanya, mengapa kita harus jua menyematkan rasa kecintaan dan kebanggan itu, kepada Polytron kala memilihnya sebagai produk pilihan kita di rumah?

1. Polytron konsisten dan komitmen atas inovasi yang bernilai

Awal mula Perusahaan Polytron berdiri pada 18 September 1975 di Jawa Tengah silam, tentu mebawa ingatan kita pada produk legendaris TV  Polytron hitam putih berukuran 20 inchi?

Dengan visi Perusahaan “ Maju untuk terus berinovasi dan bernilai” hingga saaat ini produk TV Polytron sudah memiliki pasar yang luas ke pelosok Nusantara.

Selain TV, kini Polytron sudah banyak melahirkan berbagai produk elektronik rumah tangga, seperti amplifier, televisi, lemari es, mesin cuci, AC, Rice Cooker hingga ponsel cerdas.

Hal itu tentu sudah menjadi sebuah pembuktian jika semangat berinovasi akan terus digaungkan Polytron, menciptkan produk-produk yang mampu melayani kebutuhan masyarakat dan menyertakan up-date perkembangan teknologi masa depan, untuk bersama dirasakan.

2. Produk Polytron ternyata diproduksi di Indonesia

Ternyata, Polytron adalah sebuah produsen peralatan elektronik rumah tangga, yang beroperasi di Indonesia, dan tersebar di Provinsi Jawa Tengah.

Terdapat dua lokasi Pabrikannya, yakni di Kudus seluas 70 ribu m2, dan juga di Demak dengan luas 130 ribu m2, dimana pengoperasionalan produksinya dikerjakan putra-putri terbaik bangsa.

Tidak itu saja, Polytron memiliki divisi Research and Development, yang menjadi kunci dalam merespon perkembangan teknologi di pasar Indonesia.

Hal itu bisa menjadi jawaban atas prestasi Polytron berhasil menyabet berbagai pernghargaan, seperti Top Brand, Brand Choice Award.

Penghargaan itu menyiratkan pesan atas komitmen Polytron yang akan terus berhasil memberikan layanan produk terbaik berbasis inovasi teknologi, dan mendukung kebutuhan harian keluarga di rumah.

3. Produk Polytron mampu jua diterima dunia luas

Produk elektronik Polytron juga sudah menembus pasar dunia.  Hal itu ditunjukkan dengan kegiatan ekspor produk Home Appliances dan audio ke 40 negara di dunia, termasuk Spanyol, Amerika dan Qatar.

Keberhasilan itu, tentu menjadikan produk Home Appliances dan Audio Polytron menjadi sebuah merek dan entitas produk lokal yang menjadi pilihan masyarakat dunia, yang mudah dipantik atas ragam inovasinya.

Yuk saatnya melangkah maju via inovasi Polytron, tantang ancaman Resesi Pasca Pandemi

Pandemi menjadikan sebuah tantangan dan harapan bagi dunia, untuk lebih berinovasi menatap tantangan selanjutnya? Terutama bagaimana inovasi itu mampu menopang sendi ekonomi masyaraka dan bangsa, bukan?

Dan sebagai bangsa besar, Indonesia harus mampu lekas pulih, lebih cepat dan bangkit lebih kuat, menantang dinamika kehidupan selanjutnya.

Nah, ancaman Resesi adalah sebuah tantangan yang sudah hadir di depan mata kita, setelah Pandemi ini?

Resesi ekonomi sendiri adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan dan sampai bertahun-tahun.

Dan Resesi  sudah ternjadi di banyak negara Eropa dan sudah memberikan dampak inflasi tinggi.  

Namun. jika melihat data yang diukur oleh besaran Produk Domestik Bruto (PDB), pada kuartal I 2022 ekonomi RI sudah mencapai Rp4.51 kuadriliun, dimana 53.65% ekonomi masih ditopang oleh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Artinya?Ya lebih dari separuh perekonomian nasional berasal dari konsumsi masyarakat, dan menjadikan kekuatan ekonomi Indonesia di tengah ancaman Resesi ekonomi global.

Nah berangkat dari titik itu, tentu saja, membuat kita lebih leluasa ikut andil jua, dalam mengoptimalkan inovasi produk anak bangsa, yang menjadikannya lebih bernilai, untuk ikut menantang ancaman Resesi itu bersama.

Lantas bagiamana caranya?

Pertama, mencari celah ekonomi yang dipantik ragam Inovasi Produk anak bangsa, membuncahkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri

Dampak Resesi pastilah akan memberikan pengaruh bagi berkurangnya lapangan pekerjaan dalam negeri? Oleh sebab itu, ragam produk rumah tangga oleh Polytron seharusnya memampukan kita sebagai penggunanya untuk menjadi kreatif mencari celah ekonomi baru.

Salah satunya mampu membuka lapangan pekerjaan secara mandiri, seperti membuka warung makan, dengan dukungan produk Rice Cooker atau Show-case Produk Polytron. Membuka jasa laundry dengan produk mesin cucinya. Atau membuat aneka sajian makanan ringan, dengan produk-produk Polytron lainnya.

Nah, dengan aktivitas UMKM masyarakat yang mengeliat yang dipantik inovasi Polytron itu, tentu saja akan  terus menggeliatkan pertumbuhan ekonomi bangsa, dan ikut mencegah pertumbuhan ekonomi menjadi negatif.

Terlebih dukungan produk Polytron yang mampu menjaja keterjangkauan untuk memilikinya, serta nilai tambah akan kualitasnya.

Keduanya pastilah mudah menjadi pertimbangan yang  logis bagi masyarakat luas, memilih dan memiliki produk Polytron di rumah, bukan?

Kedua, Jadikan Indonesia, tuan rumah di negeri sendiri

Keseimbangan produksi dan juga konsumsi tentu akan menjadi sebuah tantangan Resesi, dimana kebutuhan dalam negeri menjadi hal serius untuk dipenuhi.

Nah, berangkat di titik ini, kita akan menjumpai ternyata begitu pentingnya produk anak bangsa, untuk selalu didukung keberadaannya.

Artinya, dengan massifnya produksi, yang dikerjakan Perusahaan lokal, memastikan berkurangnya ketergantungan kita  dari produk negara lain.

Nah berangkat  dii titik itu jua, Polytron sudah memberikan jawaban, atas pencapaian keseimbangan produksi dan konsumsi masyarakat atas kebutuhan produk elektronik yang berkualitas, dengan harga terjangkau itu.

Dan, akhirnya dengan kemandirian ekonomi yang didukung oleh banyak perusahaan anak bangsa di dalam negeri, akan menjadikan langkah maju bersama untuk menekan inflasi ancaman Resesi.  

Dan dengan langkah bersama untuk lekas pulih, dan kembali kuat, akan mampu memberikan tekanan pada upaya-upaya produktif perusahaan dalam negeri, mencipta aktivitas-aktivitas ekspor, menopang pondasi ekonomi bangsa lebih kuat.

Inovasi Polytron untuk melangkah maju I Polytron Dok
Inovasi Polytron untuk melangkah maju I Polytron Dok

Penutup

Nah, membaca dari atas hingga titik ini, kita bisa memahami jika ragam inovasi selayaknya akan mengandung nilai penting untuk dipetik.

Namun hal itu juga tidak berarti appaun, tanpa massifnya dukungan kita, sebagai penggunanya.

Polytron, sebagai produsen produk elektronik rumah tangga sudah berhasil menancapkan ragam inovasi Polytron untuk dinikmati masyarakat, dan juga menyertakan nilai pentingnya sebagai produk anak bangsa itu bukan?

Dan yakinlah jika modal itu pastilah menjadikan sebuah semangat kita untuk maju bersama, menantang ancaman Resesi kini dan nanti.

#PolytronBlogCompetition #47polytronanniversary