cara investasi EBA-Ritel
Pandemi yang menerjang dunia semenjak 2020 lalu, rasanya sudah membekali diriku dengan siasat, “bertahan hidup’. Hal itu bisa dirasakan, tatkala aku dan kamu harus mampu beraktivitas di rumah saja, dengan hanya bekal koneksi internet, bukan?
Selama menjalaninya, ternyata kita jadi sadar jua, jika semua mobilitas kita, bisa saja tergantikan, via digitalisasi, hanya lewat tatapan, usapan dan sedikit klik-an pada layar Gadjet kita.
Terlebih, bersyukur sekali ,bagi kita yang sudah memiliki usaha, terdigitalisasi dengan koneksi internet itu. Wah, rasanya cuan bak mengalir deras, yang dapat diatur dalam genggaman kita saja.
Membayangkan hal itu, pikiranku boleh dong mengawang tinggi, pada kenikmatan menerima passive-income yang berasal dari saldo tabungan kita yang hanya terendap di Bank saja, bukan?
Jujur saja, semenjak Pandemi aku-pun sudah terlanjur mengandalkan Deposito, sebagai instrumen investasi yang paling aman?
Ya, jelas karena hadir jaminan dari Perbankan, dalam memberikan keuntungan lebih besar dari bunga tabungan saja. Terlebih lagi, sekarang fleksibilitas pencairan deposito juga hadir, beserta rentang waktu depositnya yang bervariasi, mulai sebulan, atau 3 bulanan-saja.
Namun, seiring waktu, ada sebuah catatan di benakku, atas aktivitas Deposito itu?
Ya, jika hadirnya harapan kita atas hadirnya suku bunga acuan BI yang tinggi, namun ternyata tidak serta-merta berjalan linier dengan suku bunga Depositonya kan?
Boleh jujur? Investasi Deposito yang sudah/sedang kujalani, hanya memberikan keuntungan Rp 83 ribu-an saja per-bulan,dengan nilai deposito Rp 50 juta, di rentang waktu deposit satu bulanan, dengan tren bunga hanya 2.5-3% per-tahunnya.
Ya memang untung sih, jika membandingkannya dengan hanya bunga tabungan saja.
Lantas aku berfikir, jika ada investasi dengan fleksibiltas, plus sistem sekuritas yang sama baiknya dengan deposito, namun bunga yang didapatkan jauh lebih tinggi, mengapa kita tak lekas coba?
Pertanyaanya lagi, lantas, apa iya ada investasi yang mampu mengalirkan passive income, yang aman, nyaman, dan lebih cuan sambil rebahan saja di rumah? Kamu nanya? Pasti bertanya-tanya kan?
Benarkah ber-investasi EBA Ritel itu pangkal kaya, daripada menabung saja?
Meski awam, dan baru menjadi seorang pemula berinvestasi memburu passive income per-2020 lalu, via digital Perbankan. Nilai bagi hasil Investasi yang paling ‘basic’ macam Deposito sudah memberikan perbandingan yang mencolok, dengan instrumen investasi lainnya.
Sebut saja, ketika kita berinvestasi lewat pasar modal, yang berjalan smooth, aman, nyaman dan nyata cuan, lewat genggaman ponsel!
Jujur, bagiku, kejenuhan berdeposito itu hadir, kala melihat tren suku bunga acuan BI yang tidak linear dengan bunga Deposito.
Aku ambilkan cotoh saja! Pada, rentang February 2021-Juni 2022 kala suku bunga BI tumbuh stagnan, kondisi itu malah mengakibatkan suku bunga deposito menurun drastis, hanya 2-4% saja.
Memburu jawabannya, ternyata sederhana! Masing-masing Bank, lumrah sangat fleksibel merespon suku bunga acuan BI, dengan mempertimbangkan kondisi likuidas Bank itu sendiri.
Terlebih, banyak nasabah yang termind-set jika menabung adalah pangkal kaya, lewat –hanya— aktivitas menimbun tabungannya di Bank
Lihat saja tren perilaku nasabah selama Pandemi, yang eman belanja konsumtif. Hal itulah, yang membuat Bank, tak menghiraukan suku acuan BI, yang menjulang sekalipun terhadap passive-income kita via Deposito. Pernah merasakannya?
Nah dari titik itu, wajarlah, aku harus berangkat mencari investasi yang rasanya mampu menuai harapan, menopang pemenuhan kebutuhan harian kita, untuk hari ini dan juga masa depan.
Nah, jika kamu sepakat denganku, lanjutkan terus bacanya ya!
Memburu passive income, buat apa?
Passive income, yakni pendapatan keuangan yang diraih tanpa usaha keras, tentu akan menjadikan sokongan nyata terhadap aktive-income kita yang kita peroleh dari keringat bekerja.
Nah, dengan kolaborasi keduanya tak salah dong mudah memanja keinginan kita meraih apa saja. Termasuk hal terpenting, seperti kepemilikan rumah sendiri, bukan?
Hal itu beralasan, dimana kepemilikan rumah dengan lokasi dan lingkungan strategis memerlukan biaya yang tinggi. Semua itu pasti menjadi keinginan, –sekali lagi—untuk memanjakan kebahagiaan rumah tangga.
Dan setelah meraih rumah sendiri, entah apalagi kenikmatan yang kita maui selanjutnya! Terpenting, ada dananya yang siap di kantong.
Dan pasti, bukan aku, atau kamu saja yang berhasrat memilki rumah baru itu. Di luar sana, masih banyak pasangan keluarga yang mengejar mimpi yang sama. Lihat saja kekurangan kebutuhan perumahan tahun 2021 mencapai 12.7 juta unit lho, terlebih beban pertumbuhan penduduk Indonesia melesat, mencapai 640 ribu jiwa pertahunnya. Ini sumber beritanya.
Nah, memiliki rumah sendiri dengan jalan KPR kini bak kompetisi saja? Di satu sisi, kondisi itu harusnya memberikan peluang bisnis Perbankan? Lewat faktorpermintaan KPR yang sangat tinggi dari lapisan masyarakat. Terutama masyarakat berpenghasilan rendah.
Kita lantas wajar berfikir, jika Bank-lah yang bakal meraup cuan atas peluang massifnya permintaan KPR itu?
Namun, ternyata, ya tidak juga, bagaimana mungkin Bank sanggup membiayai KPR yang menutut waktu hingga 30-tahunan, dengan mengandalkan sumber dana nasabahnya –misalnya— dari deposito yang hanya bermain dalam mode-safe, yakni jangka di masa terpendek, 1 hingga 3 bulan saja? Pastilah tidak seimbang pendanaanya bagi KPR Perbankan, bukan?
Jalan termudahnya, adalah Bank pastilah menawarkan bunga tinggi lewat KPR, kepada debiturnya.
Oleh sebab itu, kita butuh pasar pembiayaan sekunder perumahan? Dimana, pasar pembiayaan sekunder perumahan harusnya jua berhasil menjadi celah intrumen investasi yang mengalirkan passive income kepada investornya. Dengan cara berkolaborasi, menggarap peluang massifnya keinginan masyarakat, untuk memilki rumah sendiri itu, bukan?
Sarana Multigriya Finansial (SMF) gulirkan investasi EBA Ritel, kolaborasikan mimpi kita, miliki rumah sendiri
Masalah Perumahan –memang– sudah menjadi isu pelik bagi Pemerintah untuk menyelesaikannya. Dimana dengan subisidi APBN setiap tahunnya, tenyata belum jua menghadirkan kemudahan masyarakat memiliki rumah sendiri?
Dalam APBN 2023 saja, pemerintah alokasikan dana hampir Rp 34 Trilun-an, mendorong kemudahan kepemilikan Perumahan itu lewat ragam programnya. Tapi apakah aku, kamu kita semua sudah merasakannya? Jika belum, ya mungkin saja, ada spesifikasi yang belum pas menjangkau kehadiran program tadi ke hadapan kita?.
Namun, hal penting yang kita harus tahu! Yakni kehadiran PT Sarana MultiGriya Finansial (SMF) yang merupakan badan usaha khusus Kementrian Keuangan yang diguyur penyertaan modal negara, mampu menjadi pengurai kesulitan kita atas kepemilikan rumah sendiri.
Singkatnya, SMF akan menjadi Secondary Motgage Facility, menyokong perbankan menggulirkan KPR itu. Dimana SMF, dibolehkan menyalurkan pinjaman itu, dari dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang.
Maksudnya? Upaya penyaluran dana dengan surat utang tadi akan berpotensi memperbesar volume KPR yang berkualitas.
Nah, dengan massifnya, kualitas ber-KPR oleh debitur/masyarakat, harapanya akan mampu menurunkan keterjangkauan KPR, terutama untuk masyarakat berpendapatan rendah, sekalipun!
Jika saja kita memborong produk PT SMF berupa Efek Beragun Aset (EBA) Ritel, itu, berarti kita sebagai investor EBA tengah melakukan pembelian tagihan KPR dari suatu Perbankan.
Oleh sebab itu kita harus tahu cara investasi EBA-Ritel itu sekarang juga, untuk meraup pundinya!
Investasi EBA-Ritel aman, nyaman dan cuan?
Nah catat! Investasi EBA-Ritel ini merupakan satu-satunya produk yang –hanya –diterbitkan PT SMF lho ya! Dan investasi ini akan menjadikan variasi berinvestasi di pasar modal, selain saham, Reksadana atau obligasi yang terlebih dahulu dikenal.
Lantas bagaimana cara investasi EBA Ritel itu, mampu meyakinkan kita menjadi investornya? Ada tiga hal penting, menuruku yang menjadi perhatian!
- Aman
Tenang, Investasi ini diawasi dan terdaftar di OJK. Sehingga, semua tindakan yang merugikan bisa dipertanggung jawabkan oleh PT SMF.
- Nyaman
Bertransaksi produk EBA-Ritel ini, sangat mudah hanya menggunakan aplikasi Bions, sekuritas BNI.
Dengan aktivitas membeli dan menjual produk EBA, dalam aplikasi Bions dengan sekali klik, kita lekas mampu meraup keuntungan mengalir ke rekening rekening kita.
- Cuan
Berbicara untung apa rugi dalam sebuah investasi ya relatif, bukan?
Namun dengan sifat investasi EBA yang fixed income akan mudah meyakinkan jika kita akan selalu untung. Meski besar-kecilnya keuntungan akan terpengaruh oleh suku bunga, dan juga kualitas debitur KPR.
Dan yang pasti bunga yang didapat atas produk ini, pasti lebih besar daripada bunga Deposito
Yuk raba besaran passive income Investasi EBA-Ritel! Ini pengalamanku!
Nah, menurutku cara berinvestasi EBA-Ritel ini, sebenarnya mirip-miirp dengan Deposito sih. Dan kita sebagai investor akan disuruh memilih menjadi salah satu dari 3 golongan investor, berdasarkan pilihan keuntungan investasinya.
Ya anggap saja, kita mulai berivestasi EBA Ritel Rp 5 juta saja dulu, untuk membeli salah satu produk EBA-Ritel, dengan tawaran bunga 8.75% ya. Mari kita raba keutungannya satu-satu!
1. Kita sebagai Investor Lump Sum
Kala kita memutuskan menjadi investor jenis Lump Sum ini. Lewat, modal awal Rp 5 juta tadi kita akan mendapatkan variasi keuntungan serta pengembalian dana pokok sebesar 10% dari dana awal Rp 5 juta, per 3-bulannya.
Nah, jika dikumpulkan keutungan per-3 bulan itu, yang meluncur sebanyak 4 kali, selama setahun. Kita akan mendapat keuntungan total Rp 376.142 atau sekira 7.52% dari modal awal Rp 5 juta.
Dan, di akhir masa investasi, kita akan menerima sisa modal pokok utama dari Rp 5 juta, yang sudah dikurangi pengembalian dana pokonya 10%-nya selama 4 kali, per-3bulannya.
Jelasanya, begini ilustrasinya!
2. Kita sebagai Investor Reinvestasi pokok EBA
Nah, lantas, kala kita memilih menjadi mode investor ini. Selama masa investasi yakni selama setahun, kita hanya akan menerima bunga keuntungannya saja, yang dicairkan per-3 bulan, tanpa pengembalian 10% dari dana pokok Rp 5 juta tadi.
Dimana pengembalian itu, akan kembali menjadi modal awal Rp 5 juta bulat.
Jika ditotal keuntungan dari bunga yang diterima per-3 bulan itu selama setahun, bernilai Rp 437.500 atau 8.75% dari modal awal Rp 5 juta.
Nah, artinya, keuntungan menjadi Investor Reinvestasi Pokok EBA ini akan lebih besar dari mode investor Lump Sum sebelumnya, bukan?
Dan, di akhir masa investasi, selama setahun, dana pokok kita akan kembali, untuk siap diputar, dan memiliki produk EBA-Ritel yang paling menguntungkan.
3. Kita sebagai Investor Reinvestasi pokok dan bunga EBA Ritel
Lantas, terakhir jika kita memilih menjadi investor mode ketiga ini, kita akan bermaksud menanam kembali bunga per-3bulan itu, beserta dana pengembalian 10% dari dana pokoknya, selama setahun, masa penawaran produk EBA-Rite tadi.
Nah jika ditotal pada rentang waktu itu, mode investor ini akan menerima keutungan lebih besar lagi, yakni sekira Rp 452.067 atau sekitar 9.04% dari modal Rp 5 juta.
Dan keuntungan itu beserta modal awal Rp 5 jutanya, akan cair bersamaan. Mode Investor EBA ini, rasanya akan mampu menjadi pilihan yang sangat menggiurkan bukan?
Tapi perlu diingat, jika masa investasi produk EBA ini tidak selalu dalam rentang waktu setahun lho ya! Ada juga produk EBA-Ritel yang kurang dari setahun! Oleh sebab itu, kita harus selektif melihat informasi produk yang ditawarkan dan paling menguntungkan, di sana! Karena informasai penawarannya, akan selalu up-date setiap waktu.
Nah, begini caraku ber investasi EBA-Ritel, raup passive-incomeku! Ikuti aku!
Setelah melihat kemanan, kenyamanan, dan ke-cuanan investasi EBA-Ritel di atas. Diriku pribadi, tertantang untuk mencobanya saja pada Sabtu (31/12/2022). Hitung-hitung mencoba peruntungan baru, menggantikan investasi deposito yang ‘konvesional’ kerap kulakakukan itu.
Toh, investasi EBA Ritel ini fixed-income juga bukan? Artinya ya keuntungannya pasti ada! Lantas bagaimana aku memulainya?
- Aku harus mengunduh aplikasi BIONS dulu, dan menginstalnya di ponsel pintarku.
- Jika sudah, akan ada panduan mengisi formulir-digital dalam aplikasi. Di sana, terdapat identitas diri yang harus kita penuhi, untuk masuk tahapan verifikasi BNI Sekuritas. Termasuk selfi diri!
- Jangan lupa menyiapkan e-KTP dan juga NPWP-mu!
Nah setelah berhasil melengkapi data pribadi itu, kita akan dipandu memencet tombol kirim.
Nah itu berarti, kita harus menunggu untuk tahapan verifikasi, menentukan persetujuan menjadi investornya.
Pengalamanku, perlu waktu hanya dua harian, untuk mendapatkan balasan persetujuan itu.
Nah dalam email persetujuan menjadi nasabah BNI Sekuritas. Kita akan mendapatkan user name, beserta password dan PIN dan RDN
Dengan ketiga data tadi, membantu membuka aplikasi Bions, untuk memulai berinvestasi produk EBA-Ritel, memanen cuan itu, dengan aktivitas JUAL dan BELI EBA Ritel. Begini tahapannya!
- Masuk ke beranda HOME aplikasi Bions! Di sana akan terlihat ragam produk investasi trading, yang terselip dalam 4 kolom. Pilih yang FIXED-INCOME saja!
- Jika sudah dlklik, kita akan mendapati ragam produk EBA, yang bisa kita klik satu-satu untuk menemukan informasi produk EBA yang menawarkan tawaran bunga yang layak bagi kita. Jika sudah menemukannya, artinya kita siap membelinya segera!
- Tapi, ada hal penting! Kita harus mengisi saldo dana, dengan mentransfer sejumlah dana yang dibutuhkan membeli produk EBA tadi ke Rekening Dana Nasabah (RDN), yang nomornya akan juga didapatkan dalam email persetujuan BNI Sekuritas, sebelumnya.
Nah, dari tiga tahapan ini, akan menjadi kunci ke tahapan selanjutnya! Nah, detail bagaimana cara tranfer saldo dana, bisa klik disini deh!
Yuk saatnya membeli, dan menjual produk EBA via aplikasi Bions!
Nah jika kita, sudah menemukan produk EBA yang cocok untuk kita beli, dengan memperhatikan rentang waktu penawaran investasinya, dari tanggal Kupon Terakhir/Last coupon dan Kupon Berikutnya/Nextcoupon.
Dimana, jika disimak, rentang waktu investasinya akan bervariasi satu produk dengan produk lainnya,
Aku coba saja membeli produk EBA dengan nilai Rp 50 juta, tawaran yieldnya 8.53% pertahun. Informasi Kupon Terakhir/last coupon dari tanggal 27/10/2022 dan Kupon Berikutnya/next coupon bertanggal 27/01/2023.
Artinya penawarannya dalam rentang waktu 3 bulan. Dan memulai prosesnya memerlukan dana Rp 50.405.850
Namun, aku baru membelinya di tanggal 31/12/2022, kala penawarannya sudah berjalan selama 67 hari sejak tanggal Kupon Terakhir berlaku.
Disana juga sudah menyertakan informasi jika keuntungan yang bisa kita nikmati semenjak last kupon selama 67 hari hingga waktuku betransaksi mencapai Rp 814.250.
Nah, skema itu nantinya, menjelaskan jika total dana awal dan bunganya mencapai Rp 51.220.010 hingga saat itu.
Nah, informasi itu juga ingin berkata, jika berinvestasi EBA-Ritel dengan modal RP 50 juta, kita akan mendapatkan keuntungan Rp 814.250 dalam rentang 67 hari saja, malah keuntungannya bisa lebih lho sesuai pasar!
Artinya dengan bunga 8.53% per-tahun itu dan dengan dana Rp 50 juta, kita akan mendapatkan keuntungan Rp 12-anribu/hari. Artinya lagi dalam rentan sebulan saja kita kan mampu meraup keuntungan Passive income sebesar Rp 365-an ribu
Bandingkan, dengan berdeposito, atas dana yang sama Rp 50 juta, dengan bunga hanya 2.5% per-tahun. Kita hanya mendapatkan passive-income Rp 83 ribuan sebulan. So cuan mana?
Lantas bagaimana menjual aset investasi EBA Ritel kita?
Nah menjual investasi EBA-Ritel juga sangat mudah. Namun aku yakin, keinginan itu, pastilah ‘eman’ dilakukan kala keuntungan kita terus mengembang ditengah masa waktu investasi, entah 3 bulan bahkan lebih dari setahun.
Namun siapa sangka, jika kebetulan saja, kita perlu sekali modal untuk keperluan mendadak lainnya, urusan pribadi.
Sedangkan modal kita masih tertanam dalam kontrak EBA, dalam masa waktu tertentu, Anggap saja, kita masih menyisakan 5 harian saja untuk menyelesaikan rentang waktu investasinya.
Nah dengan alasan itu, kita bisa menjualnya saja, tentu dengan resiko hadirnya fluktuasi nilai keuntungan yang akan kita terima, beserta modal pokoknya.
Dan informasi tentang hal itu bisa lekas kita baca, terima dan maklumi. Meski, konsekuensinya, juga menjauhkan kita dari kerugiaan, atau keputusan itu malah menuai keuntungan.
Hanya sistem dan pasar yang tahu, dan lekas menginfoaknnya di aplikasi Bions.
Jadi menurutku, sistemnya sih kurang lebih sama dengan halnya produk Deposito kan? Dimana jika kita ingin menarik dana sebelum masa jatuh tempo pasti ada beban penalty, bukan?
Nah, jika transaki jual sudah dilakukan, dan dananya sudah mencair, dengan nilai yang sudah tertera di sistem Bions.
Dana itu, bisa kita tarik dan cairkan ke rekening yang sudah kita daftarkan sebelumnya. Informasi detail tentang penarikan dana, kamu bisa pahami di sini.
Menerima passive income EBA Ritel, Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Nah mencerna pengalaman bertransaksi produk pasar modal terbaru dariku, yakni mengetahui cara investasi EBA-Ritel di atas, pasti akan mudah mengajak kita ikut jua kan?
Dan terpenting fluktuasi atas nilai keuntungan investasi EBA-Ritel kita akan besar sekali terpengaruh dengan fluktuasi bunga Bank, serta kualitas debitur KPR-nya, untuk taat membayar. Catat deh! Namun, tentu saja, hal itu sudah tersistem ketat oleh sekuritas BNI.
Nah, catat juga! Terlibatnya kita berinvestasi di EBA Ritel yang diterbitkan PT SMF ini, secara tidak langsung, kita sudah terlibat langsung mencarikan solusi kemudahan kepemilikan rumah, bagi saudara kita yang berpenghasilan rendah, lewat massifnya keterjangkauan harga KPR nanti.
Dan, aku yakin sekali, kala mendapati hasilnya seperti yang kudapatkan barusan, tdak ada alasan lagi bagi kamu harus mengakui juga, jika cara investasi EBA Ritel memang benar, aman nyaman dan cuan, bukan?
Nah, itu tadi cara investasi EBA-Ritel yang sudah/sedang kujalani. Kamu berminat? Yuk langsung instal aplikasi Bions sekuritas BNI-nya ya Dan pahami menjalnkannya untuk lebih detailnya, di sini.
0 Komentar