Jualan Di Marketplace Emang Laku? Jualan Di Website Emang Bisa?

Jualan Di Marketplace Emang Laku? Jualan Di Website Emang Bisa?

Jualan, menjadi kata kunci aktivitas yang marak di masa Pandemi ya? Aktivitas ini mulai terlihat gencar di awal Ramadhan lalu, hingga sekarang. Bukan hanya pakaian, malah jajanan jua gampang terpampang dengan layanan on-line. Lalu sebenarnya Website vs Marketplace, pilihan atau sinergi ya?

Saya percaya sekali jika Kebosanan dan kondisi ekonomi yang menjepit kita selama di rumah saja, bisa spontan kok menciptakan kreatifitas yang layak dijual.

Tidak usah jauh-jauh ah, menjaja jajanan kuliner -misalnya- akan menjadi barang sakti, yang banyak dijamah dikala Pandemi ini kok.

Namun kebijakan PSBB di masa Pandemi bisa menjadi penghalang mendulang kesempatan emas itukan? Jika harus dipaksakan dagangan kita dijaja hanya di toko/warung saja di saat Pandemi?

Ilustrasi jajanan
Dokumen Pribadi

Kenyataan tadi, sudah saya rasakan, kok! Dimana Kuliner yang dijalankan beberapa kawan saya dengan menyaji menu es dan sop buah, kue-kue serta lalapan selama Pandemi tidak seramai sebelum Pandemi atau Ramadhan tahun lalu.

Ditambah lagi musim hujan yang menggebu dan bertepatan masa Pandemi ini, Sepi pembeli!

Namun mau bagaimana lagi? Anggap saja semua rejeki sudah di tangan-Nya, paling tidak keyakinan itu, bisa meredam perihnya kantong-kering di kala Pandemi-kan?

Seseorang teman pernah membisik ke saya, agar jualan kami, dipamerkan saja di media-social, gratis dan mudah kok!

Diphoto atau melalui editing video aplikasi Smartphone, terus diberi kata unyuk-unyuk, disebarkan deh di grup media-sosial. Ini terlihat mudah sekali!-suer-

Ketika dijalani, sehari dua hari bersemangat, namun semingu-dua minggu, ya capek deh! Jadi males lagi untuk update time-line jualan di media-sosial.

Terlintas di pikiran saya, ya mungkin harus merogoh kocek dikit, untuk ber-iklan berbayar di media social atau menyuruh jasa admin medsos, biar segmentasi pasarnya bisa lebih luas.

Maklum di Medsos IG pun Follower saya tidak seberapa, karena ya saya bukan artess. Aih biaya lagi-kan? Dapet untung juga belum!

Bisikan kedua, mengapa tidak mencoba di Marketplace saja, ada yang gratis juga kok! Tinggal daftar akun di Marketplace, pajang gambar yang paling keren, dan tetapkan harga terbaik, kelar deh!

Dan bisikan ketiga, mengapa tidak membuka website toko-online dengan branding domain sendiri? Lebih mudah malah buat promo-promo sendiri, tanpa ketergantungan syarat dan ketentuan berlaku (SKB) seperti menjaja di Marketplace!

Dalam benak saya, menjaja di marketplace dengan branding pelapak pemula begini, emang laku? Terus membuat website toko-online sendiri, emang saya bisa membuatnya sendiri?

Jika dijalani ya, keduanya bisa saja sih dilakukan! Dan pastinya akan membuktikan jika perjuangan memang butuh pengorbanan.

Ya artinya, semuanya bisa saja dimulai dengan mengeluarkan modal yang -relatif- besar atau malah hanya modal dengkul saja, untuk menjawab efektivitas antara Website Vs Marketplace, adalah pilihan atau sinergi tadi.

Jualan Online, yakin bisa?

Seperti ajang UFC, jika dibenturkan jawara efektivitas antara Website Vs Marketplace, pilihan atau sinergi? Bisa jadi seru!

Detik.com, mengatakan jika tahun 2020 ini, sudah sebanyak 64% penduduk Indoensia  merasakan kenikmatan internet sebagai kebutuhan harian, iya termasuk berbelanja ini-itu via Gadget?

Itu artinya sekitar 175.4 juta orang Indonesia, yang selalu berkunjung ke dunia maya dengan membawa tujuan apa-saja, ber-media-sosial, nge-game yang juga sekaligus bisa bertujuan menjual dan membeli sesuatu kebutuhannya.

Saya jua mencatat hasil riset Methamorphosis In A Post Covid World (Reedser), Jika ternyata terbukti ada tren kenaikan 5-10 kali permintaan E-commerce kok, di masa Pandemi ini dibandingkan sebelumnya.

Kata riset itu, ada transaksi harian selama Pandemi yang tercatat 4.8 Juta transaksi per April 2020 lalu, jelas meningkat dibandingkan kuartal II-2019 yang hanya 3-jutaan transaksi saja.

Lalu riset itu mengatakan juga ada peningkatan penggunaan peningkatan pasar e-commerce sebesar 69% selama Pandemi di Indonesia.

Dan riset ini juga berani menyimpulkan jika 77% konsumen tadi, –yang menggunakan pasar e-commerce– akan tetap terus melakukan aktivitas digital pasca masa kebijakan Pandemi nanti.

Dan nilai total penjualan (Gross Marchendise Value/GMV) E-commerce diprediksi bakal meningkat 52% pada tahun ini. Di tahun berikutnya diramalkan terus bisa malah meningkat kan?

Poinnya sih, bagi saya riset ini bisa menjadi pijakan dan meyakinkan kita, untuk memilih system online dalam memulai aktivitas berjualan apa saja.

Dan peluang Website dan Marketplace pasti akan sama-sama terbuka untuk merebut segmentasi pembeli yang disebutkan sangat terbuka dalam riset tadi.

Tapii, melihat fenomena tadi. pastilah kita tersadar, jika Marketplace-pun sebenarnya hanya butiran debu di dunia maya.

Maksud saya, jika dunia maya, yang tak seluas daun kelor itu juga ditinggalin oleh beragam media social dan juga aneka website produk, yang tidak kalah gencar bisa merayu semua warganet untuk berbelanja apa saja. Nah jualan online, yuk!

Pilih Marketplace aja ah!

Promo adalah kekuatan besar Marketplace untuk merayu warganet kan? Kemudahan warganet bertransaki on-line via berbagai kanal Marketplace dan terus saja memanjakan mereka memborong pelapaknya.

Maklum modal owner mencipta Marketplace jua besar, cuy, wajar-lah bisa menciptakan Promo yang lezat-lezat, dan siap disantap pencinta promo!

Infografis Website vs Marketplace
Gambar Diolah-Dokpri

Coba ya tinggal klik saja barang yang kita mau di mesin peramban, berbagai Marketplace dengan kesaktian SEO-nya, bakal manjah selalu nongkrong di halaman depan mbah Google. Memamerkan harga dan gambar produk yang memukau. Tuhkan Marketplace terlihat begitu perkasa dan efektif?

Namun bagi saya pribadi, yang hanya seorang pemula bin otodidak yang mencoba-coba berjualan, bisa saja berpikiran bakal tersisih lebih-dulu ya? Karena merasa kalah bersaing oleh keterjangkauan harga jual barang yang sama-sama dijual, yang dijaja banyak pelapak lainnya.

Belum lagi, pelapak-pelapak tadi saling agresif merayu para pembeli lewat sajian gambar, video produk mereka dan jua promo serta harga yang bombastis. Ini bakal jadi persaingan keras!

Menyeimbangkan kualitas dan kuantitas perlu proses sih! Terlebih ada SKB kan di Marketplace, soal beban fee atas dagangan yang terjual nanti, meski relative murah.

Dan akhirnya apakah kita bisa menghasilkan tawaran harga yang super murah, yang pembeli pasti suka! Nah dapat untung tidak ya?

Sebagai pemain baru, -kata seorang teman sih- berjualan di Marketplace perlu  proses buat  menuai hasil sih? Ya itulah pembuktian jika memang benar kok “perjuangan pastilah butuh pengorbanan kan?”

Pilih Website, bisa buat gak?

Dahulu sering bertanya dalam hati, pasti sulit ya membuat dan mengelola website toko online sendiri? Kita harus dibekali dengn segudang ilmu IT-lah.

Nah dari titik ini saja, bisa memunculkan ketakutan untuk mencobanya, belum lagi dihadapkan dengan biaya-biaya sewa-hosting dan domain mahal! Pasti kita keburu katakan tidaaaak untuk website!

Tapi coba jujurlah, dalam hati kita pasti ingin sekalikan memiliki website dengan branding sendiri? Sehingga jualan kita terlihat professional dan keren gitulah!

Asal tahu saja, hari gini, memulainya tidaklah sulit, kita bisa saja memulainya dengan mengklik Rumah Web, Website yang melayani jasa-jasa sewa hosting murah, pembelian/sewa domain murah dan juga beragam jasa design-web.

Infografis Website vs Marketplace
Gambar diolah-Dokpri

Nah jika kita jelajahi perlahan RumahWeb, kita bisa saja menemukan paket biaya yang cocok dengan kebutuhan website serta kemampuan kantong kita.

Ada banyak penawaran khusus, untuk design web toko online, bersama dengan pilihan nama domain pilihan kita sebagai brand. Jadi ya sesuaikan saja!

Terus lagi, soal SEO jangan kuatir, Rumahweb menyiapkan tool untuk membuat performa web kita lebih baik setiap waktunya, yang gunanya tentu memudahkan pengunjung mencari dan berbelanja produk yang kita jaja lewat website kita.

Ya ujungnya nanti kita berharap website kita malah bisa jadi sebelas-duabelas dengan tampilan dan performa website para marketplace tadi, keyen kan?

Website vs Marketplace, pilih mana?

Nah Website Vs Marketplace, pilihan atau sinergi? Bisa lekas saya jawab sekarang! Saya pikir, keduanya memiliki celah plus dan minus, dari cerita diatas.

Namun dari keduanya bisa kita tangkap, sisi minus yang dimiliki di antara keduanya mana yang bisa segera kita carikan solusi untuk menjadi sisi plus-plus lainnya sih. Website mungkin jawabnya, tapi ya bayangan kita selalu saja akan sulit?

Saya mau bilang, kesukaran dalam membuat dan mengelola website, kini bisa kita lekas convert menjadi kemudahan! Buktikan saja di Rumahweb tadi, buktinya kita bisa mewujudkannya  dan mengelola Website kita dalam waktu 48 jam! Dengan budget mulai Rp 40 ribuan/bulan!

Infografis Website vs Marketplace
Gambar Diolah

Ya gitu deh, memang ya lagi-lagi biaya menjadi starter dalam memulai dan mewujudkan sebuah harapan kemajuan itu!

Artinya, membuat website sendiri ya pasti berbiaya, sedangkan Marketplace -mungkin- murah! Ditimbang-timbang, murah atau gratisan memang lebih menggoda? Wajar!

Logika ini, tentu saja bisa kita rubah untuk alasan hal yang produktif, dimana dengan branding menciptakan website pribadi yang disesuaikan dengan karakter dagangan kita, bisa menjadi magnet sendiri bagi pembeli ke toko online kita!

Samalah ketika beragam Marketplace juga pasti akan terus memperkuat brand domain marketplace mereka lewat beragam promo dan diskon dengan modal besar kan?

Agar pelapak bertambah dan pembeli jua meningkat, terciptalah transaksi yang menhasilkan pundi.

Nah output memaksimalkan website pribadi tentu saja adalah efektifitas penjualannya, yang seiring waktu kita berharap selalu ada peningkatan dalam hal kunjungan dan transaksi.

Nah dari sinilah kita memulai bertahap membangun pondasi website kita agar menarik dan mudah ditemukan di mesin peramban dengan ilmu SEO, tentunya.

Apalah arti biaya sih jika efektifitas penjualan kita bisa meningkat. Toh bisa BEP juga, seiring waktu! Hiks

Nah, saya mau menarik lagi cerita soal dagangan kawan saya, berupa kue, es buah dan aneka lalapan yang terbantu jualannya via website, dan harapannya berdampak positif.

Untuk tahap awal, saya hanya lakukan dengan membuat blog yang bercerita kelezatan banyak kuliner, ditambah dengan video dan gambar-gambar keren kuliner yang dijaja, coba klik dan lihat sendiri! -duh saya promosi nih-

Karena ya  memang kelebihan website pribadi akan memiliki space yang luaskan untuk bercerita produk kita ketimbang space yang ditawarkan di Marketplace? Dan lagi banyak template yang bisa menjadi medium untuk berpromosi sih! Tidak melulu toko online!

Nah seiring waktu, informasi website kita tadi, bisa mudah kita share di beranda media-sosial kita, atau bisa dijadikan informasi tambahan atau identitas pelengkap di Marketplace yang kebetulan juga kita coba.

Tujuannya tentu saja memberikan informasi produk kita sedetail-mungkin kan? jika pengunjung masih penasaran, dabn langsung meluncur di website kita?

Dengan identitas web domain pribadi tadi, kini kita otomatis punya jejaring korespodensi yang professional pula. Apa itu? yakni Email domain pribadi yang otomatis bisa kita miliki dan kelola.

Gunanya ya banyak, utamanya untuk menerima semua pertanyaan dan permintaan pelanggan nantinya soal produk kita, secara mandiri.

Dengan e-mail domain saya aal@arby.my.id misalnya, semua pertanyaan dan orderan pesanan bisa lekas dieksekusi, ah e-mail domain ini contoh saja kok!

Tapi boleh deh, jika kamu mau coba pesan kuliner jajanan yang saya tawarkan di atas, ya tanya-tanya atau pesan langsung saja via email itu ya? Hiks..

Nah terakhir, menurut saya, dalam konteks berjualan apa saja, elemen penting tentu saja promosi yang kita harus bisa semburkan semaksimal mungkin ke segala arah, terutama media dan dunia maya. Marketplace dan Website adalah kanal-kanal yang bisa kita manfaatkan, diantara yang lainnya.

Memilih Marketplace dan membuat Website pribadi, adalah perpaduan yang sangat apik sih, dalam menyalurkan aliran promosi dagangan kita ke pembeli.

Infografis Website vs Marketplace
Gambar diolah-Dokpri

Saya mau katakan juga, pada akhirnya proses ini pasti kita akan butuhkan dan jalani, yakni menjalani proses migrasi dari mode gratisan ke mode professional untuk tujuan yang lebih produktif.

Tentu harapannya akan memcipta harapan peningkatan transaksi penjualan kita secara daring!

Nah kata kuncinya ya, pilihan dan sinergi, kuduanya akan menjadi paket two in one dalam usaha meningkatkan penjualan daring kita. Sehingga sekarang pandai-pandai kita sajalah, memanfaatkan semua kanal promosi yang tersedia.

Semua kanal? Ya minimal, kita bisa bermain cantik antara Website vs Marketplace saja dulu sih! Marketplacenya bisa, Websitenya apalagi. Jadi pertanyaan atas judul tulisan ini di atas, bisa lekas kita jawab-kan? Yuk jawab bisaaa!

Cover Photo Pexel.com
Blog Kompetisi Rumah Web